Liputan6.com, Washington, DC - Penulis bayangan atau ghost writer terkenal untuk urusan penulisan biografi, Tony Schwartz, mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan.
Ia menjadi penulis bayangan biografi Donald Trump pada 1987, The Art of the Deal.
Belakangan, Schwartz mengatakan, ia percaya bahwa bekas kliennya itu akan segera mundur diri dari posisinya sebagai Presiden AS pada akhir tahun.
Advertisement
Penulis bayangan yang menghabiskan waktu 18 bulan bersama miliarder pada 1980-an itu menjadi sosok yang kerap melontarkan kritik semenjak Trump mencalonkan diri jadi presiden.
Schwartz adalah salah satu orang pernah dekat dengan Trump, yang tak setuju suami Melania itu memimpin AS.
"Donald Trump akan mengundurkan diri dan mengumumkannya kemenangannya, sebelum akhirnya Mueller dan Kongres tidak memberinya pilihan," tulis Schwartz dalam Twitter-nya seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (19/8/2017).
Mueller yang dimaksud adalah penasihat khusus atau special counsel yang ditunjuk secara independen oleh Jaksa Agung AS, untuk menyelidiki dugaan keterkaitan Trumpdengan Rusia dan sejumlah pelanggaran lainnya.
Schwartz lalu menulis tweet kedua, "Setelah mundur, masa kepresidenan Trump secara efektif berakhir. Akan sangat menakjubkan jika ia selamat hingga akhir tahun. Kemungkinan ia mundur pada musim gugur, atau mungkin lebih cepat."
Tak hanya meramalkan Trump akan mundur, penulis itu meminta agar semua warga AS terus menekan presidennya.
"Trump harus diisolasi. Bersikeraslah dan melawanlah tiap hari. Ia akan segera berakhir, namun tekanan jangan sampai kendor," lanjutnya.
"Perhatian Trump sekarang ini adalah menjatuhkan mereka yang mengkritiknya. Tak ada waktu untuk memerintah AS dengan baik karena itu tak menarik perhatiannya," tulis Schwartz.
Setelah mengetahui Trump menang pada November 2016, Schwartz mengeluarkan pernyataan bahwa ia akan terus mendonasikan royalti yang ia dapatkan sebagai penulis bayangan The Art of the Deal.
Alasannya, ia Schwartz merasa bertanggung jawab karena membantu Trump untuk menjadi terkenal pada 1980-an.
Dalam wawancara dengan CNNÂ tahun lalu, Schwartz mengatakan ia menjadi relawan bagi Hillary Clinton, lawan dari Donald Trump dalam Pilpres AS 2016.
Schwartz mengatakan, "Ini adalah hukuman bagi saya karena telah membuat seorang pria menjadi monster." Yang ia maksud adalah Donald Trump.