Liputan6.com, Gensan City - Lagi-lagi budaya Indonesia mendapat antusias tinggi dari warga di negara lain. Buktinya, lebih dari 1.000 orang hadirin memadati gedung pertunjukan di SM Mall General Santos (Gensan) City, di Filipina, menyambut meriah rangkaian tarian tradisional Tanah Air yang ditampilkan dengan sangat apik oleh kelompok tari Ayodya Pala Indonesia.
"Sebanyak 6 tarian yang dinamis dari berbagai daerah yaitu Tari Legong, Tari Piring, Tari Mojang, Tari Bhineka, Tari Rampak Kipah, dan Tari Nandak Ganjen ditampilkan dengan ciamik dan sangat lincah secara sambung menyambung oleh 12 orang penari profesional asal Depok tersebut," demikian tutur Konsul Jenderal RI Davao City, Berlian Napitupulu seperti dikutip dari Kemlu.go.id, (24/9/2027),Â
Baca Juga
"Usai pertunjukan tari, puluhan penonton tumpah ruah memasuki panggung untuk memberikan kembang, berfoto atau sekadar bersalaman dengan penari. Sampai-sampai MC menegur para penonton untuk meninggalkan panggung guna memberikan kesempatan kepada penari untuk beristirahat."
Advertisement
"Tak cukup sampai di situ, para penonton pun meneriakkan yel yel 'Indonesia..Indonesia', 'thank you Indonesia'Â dan 'we love you Indonesia'," ketika para penari akhirnya meninggalkan panggung, imbuh Konjen Berlian Napitupulu.
Lebih lanjut, Berlian Napitupulu menjelaskan bahwa tepuk tangan dan yel-yel tersebut merupakan puncak apresiasi publik Gesan City terhadap penampilan delegasi Indonesia selama hari kedua BIMP EAGA Festival of Culture. Acara yang diselenggarakan di Gensan pada 20 hingga 24 September 2017.
"Beberapa menit sebelumnya, Sekolah Indonesia Davao (SID) juga menampilkan pertunjukan Angklung interaktif yang sangat berkesan bagi audiens. Hanya dalam beberapa menit, para hadirin yang mayoritas pelajar dan pemuda Gensan itu berhasil memainkan lagu-lagu berbahasa Inggris dan Tagalog diiringi alunan angklung nan merdu."
"Mereka sangat terkesan dan gembira bisa mendendangkan lagu-lagu setempat dengan angklung," tambah Konjen Berlian.
Festival kebudayaan BIMP EAGA ini baru kali pertama diadakan dan diikuti oleh kempat anggota yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, and Philippines.
Booth Pameran
Di samping menampilkan tarian dan angklung, Indonesia juga berpartisipasi pada Pameran Tenun Ikat di SM Mall, Pameran Dagang dan Pariwisata di Gaisano Mall dan Seminar di KCC Mall.
Untuk Tenun ikat, KJRI telah menampilkan koleksi pribadi tenun ikat dari Bali, Lombok, Toraja, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sumatera Utara.
Dalam kata sambutan pembukaan pameran ikat, Konsul Jenderal RI di Davao City, Berlian Napitupulu menyatakan bahwa 'Ikat' berarti teknik pewarnaan kain dengan dengan cara diikat dan dicelup (tie-dyed) yang berkembang di Indonesia, Filipina dan negara-negara kawasan sejak ratusan tahun lalu.
Dari pameran ini terlihat bahwa Tenun ikat Indonesia dan Filipina memiliki cara dan corak yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa-bangsa di kawasan ini memiliki kaitan dan persamaan.
"Semoga pameran ikat ini dapat membangkitkan kembali kesadaran tentang pemahaman tentang persamaan dan persaudaraan (brotherhood) antara negara komunitas BIMP-EAGA." ujar Konjen Berlian yang disambut tepuk tangan para hadirin.
Sementara pada kegiatan Trade Expo, KJRI membuka 4 booth pameran, 3 di antaranya untuk perusahaan Indonesia di bidang manufaktur yaitu Mayora, Teh Botol Sosro, dan Richeese.
"Di samping mengikuti pameran dagang, pihak perusahaan juga melakukan business presentation dan business matching dengan para mitra potensial," papar Konjen Berlian Napitupulu ketika membuka kegiatan Expo di Gaisano Mall General Santos.
"Selain pameran dagang, KJRI Davao juga melakukan pameran wisata Indonesia dengan menampilkan poster-poster mengenai destinasi utama, peta wisata, brosur-brosur dan pemutaran film, termasuk film video promosi Wonderful Indonesia yang mendapat peringkat pertama sekaligus manyabet Peoples Choice Award dalam Video Competition UNWTO pada 15 September lalu," ujar Wakil Konsul Wahyu Permana menambahkan.
Lalu pada acara pembukaan di hari pertama Budayaw Festival, Delegasi Indonesia dari Sekolah Indonesia Davao memukau ratusan tamu dengan alunan musik angklung yang melantunkan lagu Sunda "Bubui Bulan" dan Lagu Filipina "Dahil Sayo", bertempat di SM Mall General Santos.
Konjen Berlian juga diminta untuk memberikan kata pembukaan pada Colloquium bertajuk Safeguarding Cultural Diversity.
"Fakta bahwa negara anggota BIMP bertetangga bahkan berasal dari ras yang sama tidak otomatis bangsa-bangsa bertetangga ini saling mengenal dengan baik. Oleh karena itu, Colloquium ini harus dijadikan sebagai forum untuk saling mempelajari persamaan dan kekayaan budaya masing-masing guna meningkatkan pengertian dan kerja sama yang lebih luas.
"Saling mengenal dan mengapresiasi keanekaragaman budaya satu sama lain dan mendorong people-to-people contact adalah tujuan utama dari partisipasi Indonesia dalam kegiatan ini, sebagaimana kata pepatah Indonesia: Tak Kenal Maka Tak Sayang," demikian pungkas Konjen Berlian di akhir kegiatan hari kedua Festival Buaya 2017.
Advertisement