Liputan6.com, Johor - Sultan Johor Ibrahim Ismail angkat bicara tentang binatu di Muar yang menyulut kontroversi karena hanya melayani pelanggan muslim.
"Saya tidak bisa menerima omong kosong ini. Ini Johor, yang merupakan milik Bangsa Johor (rakyat Johor) dan berarti ini milik seluruh ras dan keyakinan. Ini adalah negara yang progresif, modern, dan moderat," ujar Sultan Ibrahim seperti dilansir media lokal The Star pada Rabu (27/9/2017).
Baca Juga
"Ini bukan negara Taliban dan sebagai pemimpin muslim di Johor, saya merasa tindakan ini sama sekali tidak dapat diterima karena bersifat ekstremis," imbuhnya.
Advertisement
Sang sultan pun memerintahkan agar pemilik binatu itu menghentikan praktik diskriminatifnya atau ia tak segan untuk menutup tempat cuci pakaian tersebut. Ketua Komite Urusan Agama Islam Abdul Mutalip Abd Rahim, Dewan Agama, dan Dewan Distrik telah diminta untuk menyelidiki lebih lanjut masalah ini.
"Saya ingin pemiliknya meminta maaf kepada saya dan rakyat Johor. Ia telah membuat rakyat Johor sangat marah dan malu karena jelas bukan seperti ini Johor yang kita inginkan. Pemilik tempat itu telah menentang visi Johor yang bersatu, harmonis, moderat dan toleran," tegas Sultan Ibrahim.
Ia menambahkan, "Jika yang bersangkutan bersikeras hanya melayani muslim saja, maka silahkan ia angkat kaki dari Johor. Saya sarankan ia membuka toko di Afghanistan".
Sultan Ibrahim digambarkan sangat kecewa dengan kabar ini. Menurutnya jika hal ini terus dibiarkan maka akan mengarah pada tindakan yang lebih picik atas nama Islam.
Masjid di Johor Terbuka Bagi Nonmuslim
Foto yang memuat papan pengumuman di depan binatu itu viral pekan lalu.
"Mesra Muslim. Dobi ini hanya menerima pelanggan beragama Islam sahaja atas faktor kesucian. Segala kesulitan amat dikesali. Sila tanggalkan kasut di luar," demikian bunyi pengumuman tersebut.
Dijelaskan oleh Sultan Ibrahim, seperti gambar yang beredar, pada awalnya pemilik binatu mencatumkan "hanya bagi muslim". Namun, setelah masalah ini menjadi kontroversi, kata-katanya diubah menjadi "ramah bagi muslim".
"Itu sama saja. Pemiliknya harus membersihkan pikirannya," kata Sultan Ibrahim di Istana Bukit Serene.
"Saya ingin menghentikan ekstremisme semacam itu. Ekstremisme tidak punya tempat di negara saya. Kami bangga menjadi Bangsa Johor dan saya ingin tahu di mana pemilik binatu ini belajar soal Islam? Islam mengajarkan toleransi dan menghormati sesama dan keyakinan lain".
Sultan Ibrahim menegaskan bahwa masjid-masjid di Johor terbuka bagi warga nonmuslim. Dengan catatan mereka berpakaian sopan.
"Mulai sekarang, saya perintahkan Dewan Eksekutif Negara Bagian dan semua dewan untuk menindak tegas seluruh pelaku bisnis yang melakukan praktik diskriminatif harus dicabut izinnya," tegas sang raja.
Sebelumnya, Pangeran Johor Tunku Idris Sultan Ibrahim telah lebih dulu menyatakan kekecewaan atas tindakan pemilik binatu tersebut.
Advertisement