Liputan6.com, London - Lukisan Ratu Mary dari Skotlandia ditemukan berada di bawah lukisan yang berasal dari Abad ke-16. Gambar itu, baru diketahui melalui pemindaian X-ray.
Dikutip dari The Telegraph, Jumat (27/10/2917), lukisan yang menimpa potret Ratu Mary itu merupakan potret Kanselir Skotlandia, Sir John Maitland, dan dibuat pada tahun 1589.
Lukisan tersebut dibuat oleh Adrian Vanson, seorang seniman yang melukis untuk anak Ratu Mary, James VI.
Advertisement
Gambar itu merupakan sejumlah karya yang diperiksa oleh konservator Dr Caroline Rae, sebagai bagian dari penelitian oleh National Galleries of Scotland (NGS) dan Courtauld Institute of Art in London.
Baca Juga
Para peneliti menduga bahwa eksekusi Ratu Mary pada 1587, menjadi alasan lukisan itu ditimpa oleh seniman pembuatnya -- lukisan Maitland dibuat pada 1589.
"Penemuan lukisan Ratu Mary yang tersembunyi ini menjadi hal yang menggembirakan...ini juga membantu pemahaman kita tentang Adrian Vanson, seorang seniman imigran yang datang dari Belanda ke Skotlandia untuk mencari kehidupan baru dan dengan cepat naik menjadi pelukis kerajaan," jelas Dr Rae.
Meski Ratu Mary menjadi sosok yang dikenal kala itu, para ahli mengatakan hanya ada sedikit potret otentik dirinya di Skotlandia.
Lukisan Maitland yang merupakan bagian dari koleksi National Trust di Ham House, dekat London.
"Lukisan Sir John Maitland karya Vanson merupakan lukisan penting dalam koleksi National Trust, dan menjadi hal yang luar biasa saat potret Ratu Mary bersembunyi di baliknya," ujar kurator lukisan dan patung di National Trust, David Taylor.
Kehidupan Ratu Mary yang Penuh Kontroversi
Ratu Mary yang memiliki nama lengkap Mary Stuart, lahir pada 8 Desember 1542. Ia baru berumur enam hari saat ayahnya, Raja James V, meninggal dunia.
Sepeninggal ayahnya, ia pun otomatis menjadi pewaris takhta, menjadi pemimpin Skotlandia. Namun, sebagian masa kecilnya dihabiskan di Prancis, sementara Skotlandia dipimpin oleh seorang Regents atau pengawas.
Sepanjang hidupnya, Mary pernah menikah sebanyak tiga kali. Ketiga pernikahannya pun sarat dengan kontroversi.
Mary juga dikabarkan telah mengklaim takhta Ratu Inggris Elizabeth I sebagai takhtanya. I juga diduga bersalah karena telah merencanakan pembunuhan terhadap Elizabeth.
Setelah menjalani hukuman penjara selama 18 tahun lebih, Mary terbukti bersalah telah menyusun rencana membunuh Elizabeth pada 1568. Mary akhirnya dihukum mati dengan cara dipenggal pada 8 Februari 1587.
Advertisement