Liputan6.com, London - Skandal memalukan terjadi di kapal selam bertenaga nuklir canggih milik Inggris, HMS Vigilant. Sembilan tentara diberhentikan gara-gara terbukti positif menggunakan kokain saat bertugas.
Sembilan awak HMS Vigilant -- yang merupakan salah satu dari empat kapal selam Angkatan Laut Kerajaan Inggris, yang dipersenjatai dengan delapan rudal nuklir Trident -- langsung dipulangkan setelah tak lolos dari pengujian obat terlarang.
Itu adalah skandal terbaru yang menimpa kapal selam kelas Vanguard itu, menyusul terkuaknya hubungan terlarang di antara para para awak senior.
Advertisement
"Kami tidak menoleransi penyalahgunaan narkoba yang dilakukan personel. Mereka yang kedapatan tak memenuhi standar tinggi yang diterapkan dalam korps kami, akan diberhentikan dari tugas," kata juru bicara Royal Navy, seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu (28/10/2017).
Seorang sumber mengonfirmasi kepada The Daily Telegraph bahwa kesembilan awak tersebut positif menggunakan narkoba Kelas A dan telah diberhentikan secara tidak hormat.
Yang lebih memalukan, salah satu awak bahkan dilaporkan melakukan hubungan seksual dengan seorang pekerja seks komersial di sebuah kolam renang.
Sebelumnya, pihak Angkatan Laut juga mencopot komandan kapal selam HMS Vigilant, begitu juga dengan wakilnya. Pencopotan yang dilakukan awal bulan ini, di tengah penyelidikan terkait hubungan tak pantas yang dilakukan dengan sejumlah kolega mereka.
Letnan Komandan Michael Seal dilaporkan terlibat hubungan asmara di luar nikah dengan seorang teknisi kapal, Letnan Hannah Litchfield.
Sementara, Stuart Armstrong, komandan kapal tersebut, dinyatakan telah dibebaskan dari tugasnya setelah tuduhan bahwa hubungannya dengan bawahan perempuan, Rebecca Edwards 'lebih dekat dari yang seharusnya'.
Sumber Angkatan Laut mengatakan, pemberhentian dua pejabat tertinggi dari sebuah kapal perang adalah hal yang sungguh tak biasa.
Sejumlah awak lainnya juga dilaporkan dihadapkan ke pengadilan militer setelah terbang kembali ke Inggris untuk mengunjungi pacarnya tanpa izin.
Skandal yang melanda HMS Vigilant telah menyebabkan dua anggota staf lainnya mengundurkan diri.
Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon dilaporkan marah berat atas skandal tersebut dan memerintahkan tes narkoba dilakukan untuk semua awak kapal Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya.
Hubungan terlarang di dalam kapal selam Angkatan Laut Inggris adalah salah satu efek dari kebijakan baru yang diterapkan.
Pada 2011 lalu, Kementerian Pertahanan menghentikan larangan bagi perempuan untuk bertugas di kapal selam Angkatan Laut. Dua tahun kemudian, pada 2013, untuk kali pertamanya kaum hawa bergabung.
Keputusan untuk mencabut larangan dikeluarkan menyusul telah selama 18 bulan yang dilakukan Angkatan Laut.
Sebelumnya, alasan pelarangan terhadap perempuan adalah, dikhawatirkan kadar karbon dioksida yang lebih tinggi di atmosfer dalam kapal akan menimbulkan risiko tertentu pada kesehatan perempuan.
Bukan kali ini saja skandal seks mengguncang Angkatan laut Inggris. Tiga tahun lalu, perempuan pertama yang jadi komandan sebuah kapal selam diberhentikan, menyusul klaim bahwa dia memiliki hubungan dengan salah satu bawahannya yang telah menikah.
Komandan Sarah West (41), namanya, dilucuti dari komando kapal selam HMS Portland pada Agustus 2014.
Kapal selam kelas Vanguard biasanya memiliki 135 awak, termasuk 14 perwira. Tugas para personel di dalamnya tak main-main. Mereka ditugaskan selama berbulan-bulan dalam misi rahasia, berpatroli di bawah gelombang ganas Laut Atlantik Utara, untuk mempertahankan keamanan negara Inggris Raya.
Skandal Mesum di Korps Marinir AS
Tak hanya di Inggris, skandal memalukan juga pernah menimpa Korps Marinir Amerika Serikat.
Pada Maret 2017 lalu, Departemen Pertahanan Amerika Serikat menginvestigasi laporan yang mengungkap skandal yang melibatkan sejumlah anggota marinir AS. Mereka diduga membagikan foto-foto para koleganya yang sedang berpakaian minim hingga telanjang di Facebook.
Foto-foto tak pantas itu diposting oleh sesama anggota grup Facebook, yang diberi nama Marines United, disertai pesan-pesan vulgar dan sangat agresif.
Grup itu kini telah ditutup. "Itu adalah serangan langsung pada etos dan apa yang telah diwariskan kesatuan kami," kata perwira Korps Marinir AS atau US Marine, Sersan Mayor Ronald Green.
Lembaga penyelidik kriminal Angkatan laut atau Naval Criminal Investigative Service (NCIS) juga telah membuka penyelidikan atas skandal tersebut.
"Perilaku tersebut telah menyakiti sesama marinir, anggota keluarga mereka, juga warga sipil," tambah Green dalam pernyataannya.
Grup Facebook itu terdiri atas 30 ribu anggota dan eks anggota marinir.
Aktivitas grup tersebut terbongkar oleh The War Horse, sebuah organisasi berita non-profit yang dijalankan oleh veteran marinir Thomas Brennan.
Pada Januari lalu, seorang anggota Marines United memposting link ke folder bersama yang disimpan di Google Drive -- yang berisi foto sejumlah marinir perempuan dalam berbagai pose dan tak berpakaian.
Sesama anggota grup saling mendorong satu sama lain untuk mengunggah lebih banyak foto. Tak hanya itu, mereka juga mengidentifikasi para perempuan tersebut berdasarkan nama, pangkat, dan unit.
Google Drive itu telah dihapus. Sementara, Facebook dan Google telah menutup akun yang digunakan untuk mempostinggambar-gambar tersebut -- menyusul permintaan dari Korps Marinir AS.
Dimulainya kegiatan berbagi foto itu bertepatan dengan momentum penerimaan perempuan dalam unit infanteri Marinir AS.
Sejumlah foto diyakini diambil diam-diam. Sementara, gambar lain diduga dijepret dengan kesepakatan, namun diposting tanpa izin.
The War Horse berbicara dengan lima wanita yang ada dalam foto.
Dua dari mereka yakin, mantan pasangan mungkin telah membocorkannya. Beberapa mengaku khawatir akun media sosial mereka bisa jadi telah diretas.
Kopral Muda Marisa Woytek, kepada Washington Post mengaku, foto-fotonya diambil dari akun Instagram-nya dan diposting di laman Marines United tanpa izin.
Ia mengaku, seseorang telah memberitahukan perihal penggunaannya tanpa izin. Hati perempuan itu sakit saat menemukan komentar menyinggung yang menjurus ke kekerasan seksual hingga pemerkosaan.
"Dilecehkan secara seksual secara online menghancurkan Korps Marinir, juga diri saya," kata dia.
Juru bicara Korps Marinir, Kapten Ryan E Alvis mengaku bersyukur, Thomas Brennan memberitahukan pihak Marine Corps dan NCIS tentang apa yang disaksikannya di laman Marines United.
"Itu memungkinkan kami untuk mengambil tindakan segera, menutup akses ke foto-foto eksplisit itu dan mempersiapkan dukungan pada mereka yang berpotensi jadi korban," kata dia.
Advertisement