Butuh Uang, Kebun Binatang di Palestina Jual 3 Bayi Singa

Karena situasi ekonomi yang buruk, kebun binatang di Gaza terpaksa menjual tiga ekor anak singa yang baru berusia satu bulan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Des 2017, 20:24 WIB
Diterbitkan 25 Des 2017, 20:24 WIB
Tiga ekor bayi singa yang rencananya akan dijual seharga Rp 60 juta (AFP)
Tiga ekor bayi singa yang rencananya akan dijual seharga Rp 60 juta (AFP)

Liputan6.com, Gaza - Sebuah kebun binatang swasta yang terletak di Jalur Gaza terpaksa menjual tiga ekor singa yang sejak awal mereka besarkan. Hal itu dilakukan karena pihak kebun binatang tak punya dana untuk memberi makanan kepada hewan-hewan lain.

Dilansir dari laman Straits Times, Senin (25/12/2017), lewat akun media sosial pemilik kebun binatang, Mohammad Ahmad Juma, mengiklankan ketiga bayi singa itu dengan harga 3.500 dinar Yordania atau setara dengan Rp 90 juta.

"Karena situasi ekonomi yang buruk, kami terpaksa menjual tiga ekor anak singa yang baru berusia satu bulan," ujar Jumaa.

"Kami tak bisa membeli makan dan minuman untuk hewan lain," tambah dia.

Juma sendiri telah membangun kebun binatang selama 23 tahun dan menghabiskan rata-rata Rp 4,6 juta setiap bulannya untuk keperluan hewan.

Setelah mengiklankan tiga ekor anak singa itu, Juma mengaku bahwa ada sejumlah pihak yang telah menghubunginya.

Namun, tiga singa tersebut belum dapat dijual karena masalah kesepakatan harga.

Permasalahan hewan yang berada di kebun binatang itu bukan soal masalah singa dan dana saja. Pada 2016 lalu, sejumlah hewan telah dipindahkan ke kebun binatang lain karena kondisinya yang begitu menyedihkan.

Seperti contoh, ada seekor harimau, dua kura-kura, burung rajawali, dua landak dan rusa yang dipindahkan ke beberapa negara yaitu Afrika Selatan, Yordania dan Israel.

Selain itu, banyak pula hewan yang mati akibat konflik yang terjadi di wilayah tersebut. Pihak kebun binatang tak punya dana untuk perawatan. Maka dari itu hewan-hewan ini mati begitu saja.

Kura-Kura Kabur, Kebun Binatang Gelar Sayembara Rp 60 Juta

20151023-Ilmuwan Temukan Spesies Baru Kura-kura Raksasa -Samudera Pasifik
Kura-kura berukuran raksasa ditemukan di Pulau Santa Cruz, Kepulauan Galapagos, 21 Oktober 2015. Kura-kura yang bisa hidup lebih dari 100 tahun itu diketahui memiliki tempurung yang lebih padat ketimbang spesies lainnya. (REUTERS/Galapagos National Park)

Jika kebun binatang di Palestina memerlukan uang untuk biaya makan hewan lain, maka beda halnya dengan kebun binatang di Jepang yang mengeluarkan uang demi mencari hewan peliharaan yang hilang.

Pada Agustus 2017, sebuah kebun binatang di Okayama, Jepang bikin heboh setelah melaporkan hilangnya seekor kura-kura raksasa.

Dikutip dari laman The Japan Times, kura-kura berusia 35 tahun yang diketahui bernama Abuh kabur dari Shibukawa Animal Park.

Kejadian bermula ketika petugas yang biasa mengurus Abuh melepasnya agar hewan tersebut tak penat setelah dikurung cukup lama.

Namun, ketika petugas ingin menggiring Abuh ke kandang, kura-kura tersebut sudah tak berada di lokasi awal. Meski begitu, petugas tak panik. Pasalnya, hewan bertempurung tersebut dikenal berjalan lambat.

Setelah beberapa lama menelusuri lokasi kejadian, petugas sama sekali tak melihat kemunculan kura-kura tersebut.

Alhasil, pihak kebun binatang mengadakan sayembara untuk mencari keberadaan kura-kura itu. Bagi siapa saja yang berhasil menemukan Abuh, pihak Shibukawa Animal Park akan menghadiahi uang tunai sebesar 500 ribu yen atau setara dengan Rp 60 juta.

Sayembara seperti ini terbilang sukses. Banyak pihak yang turut serta dalam upaya pencarian.

Dua minggu setelah kejadian, seorang peserta berhasil menemukan kura-kura tersebut. Ternyata, Abuh ditemukan tengah bersembunyi di semak-semak 140 meter dari wilayah kebun binatang.

"Pihak kebun binatang lega, melihat Abuh dapat ditemukan dengan selamat. Sebab, Abuh sangat populer di kalangan pengunjung kebun binatang terutama anak-anak," ujar Yoshimi Yamane, petugas Shibukawa Animal Park.

"Kami juga berupaya agar kejadian ini tak terulang kembali," tambahnya.

Sementara itu, Yoshimi juga menambahkan hal ini bukanlah kejadian pertama. Bulan lalu, kura-kura seberat 55 kilogram tersebut juga sempat tak diketahui keberadaanya. Namun, ia berhasil ditemukan di lokasi lain -- yang masih berada di kawasan kebun binatang.

Kembalinya Abuh ke tangan kebun binatang menjadi sorotan bagi media Jepang, salah satunya televisi nasional NHK.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya