Pemulangan Pengungsi Rohingya Selesai dalam 2 Tahun?

Bangladesh dan Myanmar janji, pemulangan Rohingya selesai dalam 2 tahun. Lalu, ke manakah mereka dipulangkan?

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2018, 07:48 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2018, 07:48 WIB
Segera Dipulangkan, Myanmar Bangun Kamp untuk Tampung 30 Ribu Pengungsi Rohingya
Pengungsi Muslim Rohingya menunggu untuk menerima bahan makanan di kamp pengungsi Jamtoly, Bangladesh (15/1). Media Myanmar melaporkan akan ada 625 bangunan yang mampu menampung sekitar 30.000 orang Rohingya. (AP Photo / Manish Swarup)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Bangladesh mengatakan, negaranya dan Myanmar sepakat untuk menyelesaikan misi pemulangan ratusan ribu pengungsi Rohingya dalam dua tahun.

Diberitakan oleh VOA Indonesia, Selasa (16/1/2018) sebuah kelompok kerja telah terbentuk. Kelompok ini melibatkan kedua negara tersebut dan membuat sebuah perjanjian pada hari Senin.

Perjanjian tersebut berisi pengaturan repatriasi Rohingya. Kementerian juga sepakat bahwa proses pemulangan mereka akan selesai dalam waktu dua tahun, sejak dimulainya repatriasi.

Myanmar dan Bangladesh menandatangani perjanjian awal untuk repatriasi pengungsi Rohingya pada November 2017.

Sebuah tim yang beranggotakan 30 orang telah dibentuk bulan lalu untuk mengawasi proses pemulangan tersebut. Banyak pertanyaan muncul: Apakah Rohingya akan dikembalikan ke Myanmar dalam kondisi seperti sekarang ini?

Atau, apakah Myanmar akan menerima dan membiarkan mereka hidup bebas?

Berdasarkan perjanjian bulan November, Rohingya harus bisa memberikan bukti bahwa mereka memang tinggal dan berasal dari Myanmar.

Hingga kini tercatat ada lebih dari 650 ribu Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak Agustus silam.

Militer Myanmar melancarkan penumpasan brutal di negara bagian Rakhine, setelah sekelompok militan yaang diklaim berasal dari etnis tersebut menyerang pos polisi di daerah itu.

Militer Myanmar menggambarkan hal itu sebagai “operasi pembersihan” teroris, tetapi PBB dan Amerika Serikat menyebutnya sebagai “pembersihan etnis.”

Bangladesh Janji Pulangkan 1.500 Pengungsi Rohingya Setiap Minggu

Segera Dipulangkan, Myanmar Bangun Kamp untuk Tampung 30 Ribu Pengungsi Rohingya
Sejumlah wanita Rohingya menunggu untuk menerima bahan makanan di kamp pengungsi Jamtoly, Bangladesh (15/1). Para pejabat Myanmar dan Bangladesh telah berdiskusi membahas kesepakatan repatriasi atau pemulangan etnis Rohingya. (AP Photo / Manish Swarup)

Myanmar dan Bangladesh telah menyepakati kerangka waktu untuk mengembalikan ratusan ribu pengungsi Rohingya.

Dalam sebuah kesepakatan pada Selasa, 16 Januari 2018, kedua negara menawarkan rincian untuk menjalankan kesepakatan repatriasi pada November 2017.

Dikutip dari NPR, Rabu (17/1/2018), berdasarkan kesepakatan tersebut, mereka mengumumkan bahwa repatriasi atau pemulangan ratusan ribu pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar akan dilakukan selama dua tahun.

"Kami usulkan untuk memulangkan 15.000 warga Rohingya setiap minggunya, namun mereka (Myanmar) tidak menyetujuinya," ujar Duta Besar Bangladesh untuk Myanmar, Sufiur Rahman, menurut laporan Dhaka Tribune.

"Mereka (Myanmar) telah melakukan sejumlah persiapan bagi orang-orang Rohingya. Mereka setuju untuk menerima 300 warga Rohingya per hari. Sebanyak 1.500 warga Rohingya akan dipulangkan setiap minggunya," imbuh Rahman.

Sementera itu Menteri Kesejahteraan Sosial, Bantuan, dan Pemukimanan Kembali Myanmar, Win Myat Aye, mengatakan bahwa pemulangan kembali pengungsi Rohingya akan dilakukan pekan depan.

"Kami berencana untuk dapat menerima mereka sejak pekan depan dan kami yakin ini akan selesai tepat waktu," ujar Win Myat Aye.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya