Hujan Deras Picu Longsor Gunungan Sampah di Mozambik, 17 Orang Tewas

Gunungan sampah longsor di pinggiran ibukota Maputo akibat hujan deras yang turun hampir seharian penuh, sebabkan 17 orang tewas.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 20 Feb 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2018, 10:00 WIB
Lokasi longsoran gunung smapah di Mozambil (Ferhat Momade/AP)
Lokasi longsoran gunung smapah di Mozambil (Ferhat Momade/AP)

Liputan6.com, Maputo - Hujan deras yang berlangsung hampir seharian penuh, menyebabkan gunungan sampah longsor di ibukota Mozambik, dan menewaskan setidaknya 17 orang.

Dilansir dari laman Guardian.com pada Selasa (20/2/2018), otoritas setempat mengatakan bahwa masih ada kemungkinan jasad-jasad lain yang terkubur dalam timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Hulene, di pinggiran Maputo.

Hingga Senin malam, 19 Februari 2018, pencarian masih berlangsung di lokasi longsor, yang merupakan salah satu kawasan terpadat sekaligus termiskin di Mozambik itu.

Menurut laporan kantor berita Portugis, Lusa, gunungan sampah yang longsor tersebut memiliki tinggi serupa bangunan tiga lantai.

Gunungan itu tidak mampu menahan gempuran hujan deras yang terjadi sejak pagi hingga sore hari.

Lusa dan Radio Mocambique melaporkan 17 orang tewas dan lebih dari setengah lusin rumah hancur. DIlaporkan pula, terdapat beberapa warga yang mengalami luka setelah berusaha menyelamatkan diri.

Hujan yang masih sesekali turun menyisakan kekhawatiran akan terjadi longsor serupa di area-area pemukiman sekitarnya.

 

 

TPA Hulene Akan Ditutup

Lokasi ledakan truk pengangkut bahan bakar di Mozambik. (BBC)
Lokasi ledakan truk pengangkut bahan bakar di Mozambik. (BBC)

Sementara itu, pihak berwenang utusan pemerintah Mozambik langsung meninjau lokasi kejadian, dan berjanji akan memberi bantuan kepada para korban dan keluarganya.

"Longsornya gunung sampah tersebut menimbun beberapa rumah dengan penhuni masih berada di dalamnya. Kejadian itu begitu cepat dan terjadi di area padat penduduk, sehingga sulit untuk segera menyelamatkan diri," jelas Fatima Belchoir, juru bicara Badan Penanganan Bencana Nasional setempat.

Sementara proses pencarian masih berlanjut, hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan terbaru mengenai adanya korban tambahan.

TPA Hulene merupakan fasilitas pembuangan akhir sampah terbesar di ibu kota Maputo. Di sana, banyak orang menggantungkan hidup dengan cara mengais dan memungut sampah, mencari barang-barang bekas yang masih layak jual.

Para aktivis kesehatan telah lama menaruh perhatian pada risiko kesehatan yang mengancam masyarakat yang mengais rejeki di TPA Hulene.

Berbagai bakteri dan kuman penyakit sangat rentan menulari manusia yang beraktivitas di gundukan sampah tanpa perlengkapan kerja yang memadai.

Beberapa waktu terakhir, pemerintah kota Maputo telah membahas penutupan TPA Hulene akibat dinilai melebihi kapasitas. Namun, rencana tersebut belum juga terlaksana hingga saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya