Liputan6.com, Christchurch - Baru-baru ini tersiar kabar bahwa ibu kota Indonesia, Jakarta, diancam gempa megathrust sebesar 8,7 skala Ritcher (SR). Dikepung patahan aktif dan tanahnya sangat lunak, Jakarta rentan dengan lindu.
Jakarta berisiko menghadapi gempa bumi yang bersumber dari zona megathrust subduksi dan sesar aktif.
Rupanya, ancaman gempa megathrust tidak hanya dialami Jakarta. Nun jauh di selatan, Selandia Baru juga terancam gempa raksasa.
Advertisement
Tak hanya itu, usai gempa besar, ancaman mega-tsunami, yakni tsunami berukuran raksasa, disebut akan menghantam beberapa kawasan pesisir Selandia Baru dalam beberapa bulan ke depan.
Bencana mega-tsunami tersebut diprediksi akan membawa gelombang laut setinggi 12 meter. Dampak cukup serius akan dirasakan di banyak wilayah di pesisir timur Pulau Utara dan Pulau Selatan, yang menghadap langsung ke Samudra Pasifik. Demikian dilansir dari Daily Mail, Selasa (6/3/2018).
Baca Juga
Seorang ilmuwan geofisika asal Amerika Serikat (AS), Steven Ward, mengatakan bahwa beberapa kota penting di Selandia Baru akan terkena dampak tsunami raksasa terkait, mulai dari kota Auckland di Pulau Utara hingga kota Christchurch di Pulau Selatan.
Khusus untuk Kota Christchurch, Ward menyebut dampak tsunami raksasa akan lebih parah dari dampak bencana gempa berkekuatan 6,3 SR pada 2011 lalu.
Ward mengarakan, ancaman mega-tsunami tersebut akan berkekuatan serupa dengan ledakan 3,6 megaton TNT.
Terjangan gelombang tsunami raksasa kemungkinan besar terjadi 10 menit setelah terjadinya gempa megathrust, di mana mampu mencapai ketinggian hingga 12 meter.
Ancaman mega-tsunami terkait, menurut beberapa ilmuwan, disebabkan tabrakan tektonik antara lempengan Pasifik dan lempengan Australia, yang melintasi perairan sisi timur laut dan utara Selandia Baru, sehingga menyebabkan gempa megatrust.
Para ilmuwan, termasuk Ward, tengah berupaya menyelesaikan simulasi komputer untuk mengetahui kemungkinan dampak kerusakan akibat tsunami raksasa itu.
Ia memprediksikan gelombang tsunami paling dahsyat akan melanda tiga kota utama di Selandia Baru, yakni Wellington, Hawke’s Bay, dan Christchurch.
Penelitian senilai mutijutaan dolar AS telah dilakukan untuk meneliti dampak subduksi Hikurangi, yakni penamaan pada subduksi di area perairan Samudra Hindia dan selatan Samudra Pasifik. Ilmuwan percaya bahwa Selandia Baru merupakan kawasan geologi mengerikan di muka Bumi.
Salah satu gempa megathrust yang terjadi di subduksi ini adalah gempa bumi Aceh pada 2004 silam. Ketika itu, tsunami menewaskan lebih dari 230 ribu orang.
Simak video tentang gempa megathrust di tanah Sunda:
Selandia Baru Berada di Cincin Api
Selandia Baru merupakan negara yang terletak di Ring of Fire, yakni daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.
Sekitar 90 persen gempa bumi terjadi pada sabuk yang membentang dari Selandia Baru hingga ke Chile melewati pantai-pantai di benua Asia dan benua Amerika.
Advertisement