Tuai Kritik, Rumah Bordil Boneka Seks di Paris Akan Ditutup?

Xdolls yang dijuluki sebagai rumah bordil boneka seks di Paris menuai sejumlah kecaman. Anggota Dewan Paris pun akan memutuskan masa depan bisnis itu.

oleh Citra Dewi diperbarui 20 Mar 2018, 13:31 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2018, 13:31 WIB
Kisah Pria Jepang Hidup Tujuh Tahun Bersama Boneka Seks
Senji rutin merawat Saori, seperti menggonta-ganti wig, pakaian serta memandikannya, Jepang (April 2017). Meski tidak bisa menunjukkan ekspresi, Senji mengaku nyaman bercinta dengan Saori. (AFP Photo/ Behrouz MEHRI)

Liputan6.com, Paris - Anggota Dewan Paris akan memutuskan masa depan bisnis Xdolls, tempat para pengunjung dikenakan 89 euro (sekitar Rp 1,5 juta) per jam untuk 'menghabiskan waktu' dengan boneka seks.

Saat ini Xdolls terdaftar sebagai tempat bermain. Namun sejumlah pihak berargumen bahwa itu adalah rumah bordil -- memiliki atau mengoperasikan rumah pelacuran merupakan hal ilegal di Prancis.

Dikutip dari BBC, Selasa (20/3/2018), menurut pemiliknya, Joachim Lousquy, klien Xdolls kebanyakan merupakan pria. Namun, ada sejumlah pasangan yang mengunjungi tempat yang terletak di sebuah flat itu.

Xdolls memiliki tiga kamar, yang masing-masing di dalamnya terdapat boneka seks setinggi 145 cm dan berharga ribuan euro.

Para pengunjung harus memesan dan membayarnya secara online. Alamatnya juga dirahasiakan. Lousquy mengatakan, tetangga di tempat tersebut tak mengetahui keberadaan bisnis berbasis boneka seks itu.

 

Sakiskan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Xdolls Dianggap Merendahkan Wanita

Mengintip Pabrik Pembuatan Boneka Seks di China
Seorang pekerja melukis wajah boneka seks di sebuah pabrik yang terletak di Dalian, China, Kamis (1/2). Pabrik boneka seks ini ingin menghubungkan orang-orang yang kesepian dan pensiunan dengan jenis pendamping baru. (AFP PHOTO/FRED DUFOUR)

Seorang anggota dewan komunis, Nicolas Bonnet Oulaldj, mengatakan bahwa Xdolls merendahkan wanita.

"Xdolls menyampaikan citra yang merendahkan wanita," ujar Oulaldj seperti dikutip dari Le Parisien.

Ia dan rekan-rekan dewannya menyerukan larangan Xdolls. Mereka juga mengatakan bahwa operasi Xdolls seperti rumah pelacuran

Namun, Lousquy mengatakan, boneka seks yang ada di tempatnya adalah sex toys. Ia juga tak melihat boneka itu sebagai hal yang merendahkan wanita.

Pengacara dan juru bicara untuk sebuah asosiasi feminis Paris, Lorraine Questiaux, mengatakan bahwa ada 86.000 perempuan di Paris yang diperkosa setiap tahunnya.

"Xdoll bukan toko seks. Ini tempat yang menghasilkan uang dan di mana Anda memerkosa wanita," ujar Questiaux, yang menginginkan tempat itu untuk ditutup.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya