Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Ilmuwan: Robot Seks Bisa Rampas Makna Kehidupan

Ilmuwan menjelaskan bahwa robot seks bisa merusak kehidupan manusia. Ini alasannya.

diperbarui 14 Apr 2018, 07:36 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2018, 07:36 WIB
Ilustrasi robot seks
Ilustrasi robot seks (AFP)

Paris - Robot seks telah lama menjadi bagian dari fiksi ilmiah. Namun, dengan perkembangan boneka seks yang lebih realistis, kini robot seks telah menjadi bagian dari kehidupan nyata.

Noel Sharkey, ilmuwan komputer yang bekerja untuk Foundation of Responsible Robotics, menyatakan bahwa robot seks membuat akses terhadap seks mudah didapatkan dan ini bisa mengubah manusia selamanya.

Dalam film dokumenter Sex Robots and Us, Noel Sharkey memperingatkan kerusakan pada masyarakat yang dapat ditimbulkan oleh robot yang kini semakin populer ini.

Menurutnya, mesin-mesin tersebut menjadikan seks menjadi "sangat mudah" dan "mengubah manusia sepenuhnya". 

"Kita melakukan semuanya dengan mesin, hanya karena kita bisa dan tidak benar-benar berpikir bagaimana robot-robot itu dapat mengubah sisi kemanusiaan sepenuhnya. Benda tersebut bisa merampas makna hidup kita dan mengubah kita menjadi zombie," ucap Sharkey seperti dikutip dari Deutsche Welle, Jumat (13/4/2018).

Dikatakan Noel Sharkey, hubungan seks yang didasarkan cinta antara pasangan akan berkurang karena digantikan oleh robot. Selain itu, Noel Sharkey juga melihat sumber bahaya lain dari perkembangan robot seks.

Ia mewanti-wanti bahwa robot seks anak adalah konsekuensi tak terelakkan dari revolusi seksual ini. Ia pun menyerukan pelarangan penjualan boneka seks yang menyerupai anak-anak.

Terlepas dari dampak berbahaya, saat ini robot seks merupakan tren masa depan dan menjadi industri yang menguntungkan.

Sebuah penelitian di Prancis baru-baru ini menyebut, 27 persen warga berusia antara 18 hingga 34 tahun berhasrat melakukan hubungan seksual dengan robot. Penelitian ini juga menunjukkan, jumlah pria yang tertarik jumlahnya tiga kali lebih besar dibanding perempuan.

Selain itu, studi dari tahun 2017, yang dilakukan Universitas Manitoba Kanada, menyoroti meningkatnya jumlah orang yang "mengkonsumsi seks digital" di dunia maya, dan juga warga yang lebih menyukai hubungan dengan robot daripada dengan manusia.

Dr Neil McArthur, salah seorang peneliti, menjelaskan bahwa semakin banyak yang akan mengidentifikasi diri sebagai "pelaku seksual digital", sejalan dengan perkembangan teknologi robot yang diimplementasikan ke dalam konteks romantis.

Meski robot seks akan makin lebih terlihat bagai manusia, para ilmuwan mengatakan, perlu waktu 50 tahun hingga hubungan seks dengan robot atau manusia tidak dapat lagi dibedakan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya