Dubes AS: Donald Trump Bujuk Korea Utara untuk Setop Program Rudal Nuklir

Dubes AS untuk Kanada menyebut Donald Trump tengah memimpin upaya untuk membujuk Korea Utara hentikan program senjata nuklir.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2018, 08:42 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2018, 08:42 WIB
Melania Trump Hampir Terjatuh
Presiden AS Donald Trump dan Melania Trump berjalan keluar dari Oval Office, Gedung Putih menuju helikopter kepresidenan, Senin (19/3). Melania terlihat modis memakai boots coklat Gianvito Rossi seharga sekitar Rp 22 juta. (AP/Pablo Martinez Monsivais)

Liputan6.com, Toronto - Duta Besar Amerika Serikat untuk Kanada Kelly Craft, mengatakan pada Minggu 22 April bahwa Presiden AS Donald Trump tengah memimpin upaya-upaya internasional untuk membujuk Korea Utara menyudahi program senjata nuklirnya.

Craft menyampaikan penilaian itu ketika para menteri luar negeri negara-negara maju, atau dikenal sebagai G7, memulai pertemuan di Toronto.

Salah satu topik utama adalah membahas tantangan perdamaian dan keamanan global, dimana krisis nuklir Korea Utara dan ketegangan dengan Rusia menjadi fokus perhatian. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (24/4/2018).

"Presiden Trump benar-benar bekerja keras dalam isu Korea Utara. Ini sesuatu yang juga kami jalin erat dengan Kanada," ujar Craft dalam pernyataannya.

Trump juga sedang mengupayakan pertemuan pentingnya dengan pemimpin Korea Utara dalam beberapa minggu ke depan, setelah mengirim Direktur CIA Mike Pompeo dalam sebuah misi rahasia untuk bertemu dengan Kim Jong Un dua minggu lalu guna mengatur agenda pertemuan.

Belum ada tanggal yang ditetapkan, dan masih ada ketidakpastian sejauh mana masalah Korea Utara bisa diselesaikan Trump.

Di sisi lain, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in menyatakan bahwa Korea Utara telah berjanji untuk menangguhkan uji coba rudal jarak jauh dan menutup lokasi uji coba nuklirnya sebelum pertemuan antar pemimpin Korea atau Inter-Korea Summit pada 27 April 2018.

"Beberapa orang sempat mengira bahwa Korea Utara akan mengusulkan untuk pembatasan nuklir jika sekiranya mereka berdialog dengan Amerika Serikat nanti. Namun, Korea Utara justru sudah mengutarakan komitmen untuk melakukan denuklirisasi secara penuh," kata Presiden Moon Jae-in seperti dikutip dari Hankyoreh.

"Saya pikir, kami (Korsel) pun tak akan berbeda pendapat seputar hal konsep denuklirisasi itu," lanjutnya.

Moon Jae-in juga mengatakan bahwa Korea Utara tak mengajukan syarat-syarat spesifik untuk proses denuklirisasi itu.

"Misalnya, seperti meminta AS untuk menarik pasukannya dari Korea Selatan -- US Forces Korea -- sebagai pra-syarat denukliriasi, yang jelas-jelas akan ditolak oleh Amerika," kata Moon.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Senat AS Harap-Harap Cemas

Senyum Kim Jong-Un Saat Berfoto Bersama Kelompok Seni dari China
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un didampingi istrinya Ri Sol Ju (kanan) bertepuk tangan saat menonton penampilan kelompok seni dari China di Pyongyang, Korea Utara (17/4). (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Sementara itu, beberapa Anggota Senat AS justru harap-harap cemas soal pertemuan antara Donald Trump - Kim Jong-un dalam KTT Korea Utara - Amerika Serikat.

Pemimpin Mayoritas di Senat AS, Senator Mitch McConnell (Republik) mengatakan, "Korea Utara selama ini merupakan masalah yang membingungkan bagi setiap Presiden AS ... mudah-mudahan pada akhirnya akan membuahkan sejumlah hasil," ujarnya seperti dikutip dari VOA Indonesia, 20 April 2018.

McConnell juga mengatakan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump harus mencapai hasil positif terkait denulklirisasi Korea Utara. Kegagalan justru akan semakin menutup upaya denuklirisasi tersebut.

Sementara itu, sejumlah anggota Senat AS dari Partai Demokrat mengatakan, mereka berharap KTT itu berhasil, namun khawatir presiden tidak memiliki strategi yang terencana dengan baik kala bernegosiasi dengan Korea Utara.

"Apalagi, tak bisa dibantah kalau pertemuan ini menegangkan. Keprihatinan utama saya adalah bahwa presiden dan kebiasaannya mengambil keputusan yang mendadak bisa membahayakan Amerika Serikat," kata Senator Chuck Schumer (Demokrat) mengomentari kans Donald Trump dalam KTT nanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya