Liputan6.com, Guatemala City - Politisi oposisi di Guatemala menyatakan ingin kepala badan layanan darurat, emergency response agency (Conred) setempat diberhentikan. Mereka mengatakan Conred gagal mengindahkan peringatan sebelumnya tentang letusan mematikan Gunung Fuego.
Tokoh oposisi senior, Mario Taracena, meminta pemerintah menyelidiki apakah ada kelalaian kriminal yang dilakukan Conred.
Seperti dikutip dari BBC, Kamis (7/6/2018), para ahli vulkanologi mengatakan mereka telah memperingatkan para pejabat untuk mengevakuasi daerah sekitar Gunung Fuego pada awal Minggu. Seiring meningkatnya aktivitas seismik dan aliran materi vulkanik yang bergerak cepat turun ke bagian lereng.
Advertisement
Tetapi diduga kuat Conred tidak segera bertindak.
Baca Juga
Badan itu sendiri berdalih bahwa peringatan para ahli tidak cukup tepat untuk memicu evakuasi massal.
Data terkini menyebutkan bahwa korban tewas sudah 99 orang, dan masih banyak lainnya yang masih belum ditemukan. Sementara desa-desa di lereng Gunung Fuego terkubur abu dan lumpur vulkanik setelah Fuego meletus.
Letusan susulan yang lebih kecil yang menyemburkan puing-puing batu dan lumpur panas menghambat kerja tim pencari korban.
Sejauh ini lebih dari 1,7 juta orang terdampak letusan gunung berapi di Guatemala yang terjadi hari Minggu. Lebih dari 3.000 orang dievakuasi.
Saksikan juga video berikut ini:
Jumlah Korban Terus Meningkat
Hingga saat ini, jumlah korban letusan Gunung Fuego terus meningkat. Dari awal 25 orang menjadi 99 jiwa.
Dari 99 jasad yang ditemukan sejauh ini, hanya 25 di antaranya yang telah diidentifikasi. Masih banyak lagi warga yang dilaporkan hilang.
"Kami sudah memiliki data dengan nama dan lokasi di mana ada orang yang hilang, jumlahnya 192," kata Kepala Conred, Sergio Cabañas.
Pencarian terus berlanjut, tetapi ada kekhawatiran bahwa hujan lebat dapat menyebabkan tanah longsor baru dari lumpur vulkanik.
Sementara itu gunung api terus memuntahkan abu dan batu.
"Aktivitas gunung api itu masih terjadi, kemungkinan aliran piroklastik baru dalam beberapa jam atau hari berikutnya tidak dapat dikesampingkan. Jadi disarankan untuk tidak berada dekat dengan daerah yang terdampak letusannya," kata lembaga vuknalologi negara itu.
Data terakhir menyebutkan ada 3.000 orang yang ditampung di tempat penampungan sementara, dari 12.000 orang yang dievakuasi dari daerah itu.
Para relawan telah membagikan makanan dan hal-hal penting lainnya kepada mereka yang terkena dampak serta untuk para pekerja.
Cabañas mengatakan bahwa penduduk setempat telah menerima pelatihan prosedur darurat, tetapi tidak dapat menerapkannya karena aktivitas vulkanik awal terjadi terlalu cepat.
Advertisement