Gamelan Slendro Pelog, Budaya Khas Indonesia yang Mendunia hingga AS

Budaya khas Indonesia, gamelan Slendro Pelog, dikirim ke Amerika sebagai sebuah persembahan khusus.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2018, 08:31 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2018, 08:31 WIB
Alat Musik Gamelan Khas Indonesia Terkenal Hingga ke Kentucky
Indonesia memang terkenal dengan beragam budayanya, salah satunya ala musik gamelan yang kini go international. (Foto: Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, New York - Di saat pemerintah Indonesia berniat untuk mengajukan gamelan menjadi salah satu warisan budaya dunia ke UNESCO, berbagai kampus dan universitas di Amerika justru telah memiliki kelompok-kelompok pemain gamelan.

Salah satunya adalah Goshen College, sebuah perguruan tinggi swasta seni liberal yang terletak di kota Goshen, negara bagian Indiana. Kota Goshen yang berpenduduk sekitar 20.000 jiwa, dikenal sebagai kota New England Yankee, karena kota ini dibangun oleh para imigran Inggris yang datang pada tahun 1600an.

Bulan Juli lalu, Goshen College mengadakan seremoni ritual atas kedatangan seperangkat gamelan Jawa Slendro-Pelog yang disumbangkan oleh salah satu alumninya, Duanne Gingerich. Sekitar 100 tamu hadir mengikuti acara yang dikemas dengan suasana tradisi Jawa dan makanan khas Indonesia tersebut.

"Ini adalah keinginan dan pesan dari suami saya, almarhum Duanne Gingerich, yang berkeinginan agar perangkat gamelan Slendro-Pelog miliknya disumbangkan ke Goshen College, di mana beliau menjadi alumni," kata Reti Gingerich, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (25/8/2018).

"Sebelum keinginan tersebut terwujud, Duane meninggal dunia pada tanggal 5 Februari 2016 di Jakarta. Sebagai istri, saya ingin melanjutkan dan mewujudkan cita-cita Duane dengan menyerahkan gamelan ke Goshen College," tambah Reti yang hadir langsung ke Goshen College untuk menyerahkan gamelan itu.

Semasa hidup di Yogyakarta dan Jakarta, Duane yang merupakan murid Goshen College angkatan 1969, sangat mencintai seni dan musik gamelan. Duane mempunyai dua koleksi perangkat gamelan, salah satunya sudah berusia lebih dari 100 tahun sehingga tidak dapat dipindahkan keluar Indonesia.

"Latar belakang keinginan Duane untuk menyumbangkan koleksi gamelan ini karena Duane mempunyai keinginan agar mahasiswa Goshen College dapat lebih mengenal dan belajar tentang Indonesia melalui alunan gending (irama) gamelan jawa. Jadi Indonesia akan lebih dikenal di Goshen, Indiana," jelas Reti dalam wawancaranya dengan VOA Indonesia.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Diterima oleh Presiden Kampus

Serunya Belajar Wayang Kulit Bersama Siswa-siswi Bule
Seorang siswa belajar gamelan pada pagelaran wayang kulit di Jakarta Intercultural School (JIS) Elementary, Jakarta, Kamis (2/11). Kegiatan ini menyambut Hari Wayang Dunia yang jatuh pada 7 November 2017. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sementara itu Presiden Goshen College, Rebecca Stolzfus, yang pernah tinggal di Yogyakarta, menyambut baik kadatangan gamelan ini. Dia menceritakan tentang pengalamannya saat ia menyambut tamu dalam upacara penerimaan gamelan Slendro Pelog.

Stolzfus dan beberapa anggota fakultas diajarkan "Bendrong" oleh ethnomusicologist Marc Benamou, yang mengajar gamelan di Earlham College di Richmond Indiana. Gamelan tersebut kemudian didedikasikan kepada Dr. Mary K. Oyer, professor Emeritus dalam bidang musik berusia 95 tahun.

"Kehadiran gamelan di Goshen College sangat bagus untuk membangun hubungan budaya antara Amerika dan Indonesia menjadi lebih baik", ujar Wayne Forrest, Presiden Kamar Dagang dan Industri Indonesia (AICC), New York. Wayne, dibantu oleh asisten Rukmini Meraxa, membantu memfalisitasi pengiriman gamelan dari Jakarta hingga ke Goshen.

"Proses ini tidak mudah karena membawa gamelan memerlukan berbagai persyaratan mulai dari ritual sampai ke masalah bea cukai. Kami sangat gembira karena akhirnya, gamelan ini dapat dimainkan oleh para mahasiswa Goshen College", kata Rukmini. Gamelan ini kemudian diberinama dan didedikasikan kepada Dr. Mary K. Oyer, professor Emeritus dalam bidang music dari Goshen College, yang berusia 95 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya