Liputan6.com, Jakarta - Makanan telah menjadi sumber bagi banyak cerita rakyat dan tradisi di sepanjang sejarah manusia. Beberapa di antaranya bahkan membentuk kebiasaan makan dan memasak yang terus bertahan hingga saat ini.
Namun, tidak jarang pula beberapa jenis makanan yang telah eksis sejak lama, memiliki cerita unik di belakangnya, termasuk tentang mitos-mitosnya.
Advertisement
Baca Juga
Percaya tidak percaya, hal tidak biasa tersebut masih diyakini oleh banyak orang, dan terkadang bersifat konservatif di beberapa budaya tertentu.
Mulai dari panjangnya mie yang berhubungan dengan berkah usia di kalangan masyarakat Tionghoa, hingga pentingnya rasa manis gula dalam meramal masa depan seseroang, berikut adalah lima takhayul paling populer tentang makanan, sebagaimana dikutip dari Pastemagazine.com.
Â
Simak video pilihan berikut:
1. Potong Pendek Mie Berarti Potong Usia
Sebuah kepercayaan masyarakat China kuno mengatakan bahwa mie berukuran panjang adalah perlambang keabadian, atau setidaknya hidup lebih lama dari rata-rata usia manusia.
Oleh karenanya, jika memotong pendek mie, maka sama saja dengan menghancurkan doa agar seseorang bisa hidup sehat hingga usia senja. Jika ingin panjang umur, pastikan untuk menyeruput mie panjang tanpa putus.
Advertisement
2. Ada yang Jatuh Cinta Jika Gula Tidak Larut di Teh
Sejak lama teh kerap dihinggapi oleh kisah takhayul, bahkan hingga di tengah masyarakat Inggris yang modern sekalipun.
Di sana beredar cerita bahwa jika gula ditemukan tidak larut sepenuhnya di dalam teh, maka hal itu menandakan ada seorang pengagum rahasia sedang berharap mendapatkan cinta dari si peminum teh.
3. Hancurkan Kulit Telur untuk Cegah Kedatangan Penyihir
Saat membuat telur dadar, biasanya orang akan memecah cangkangnya menjadi dua bagian, dan langsung membuangnya ke tempat sampah.
Namun, bagi pelaut di era tahun 1500-an, kebiasaan tersebut justru dianggap tabu, karena diyakini bisa menjadi alat penyihir untuk berlayar menuju kapal-kapal di tengah lautan.
Untuk itu, cangkang telur harus dihancurkan hingga berkeping-keping untuk menangkalnya.
Advertisement
4. Petaka Memberi Cabai Rawit ke Teman
Bagi masyarakat Indonesia, memberikan cabai rawit kepada teman mungkin hal yang lumrah, tapi tidak bagi masyarakat Amerika di Abad ke-19.
Kala itu, memberikan cabai rawit ke teman --dengan tangan langsung-- akan menyebabkan hancurnya persahabatan yang telah dijalin.
Oleh karenanya, orang-orang kala itu memilih untuk menaruhnya di atas meja, untuk diambil sendiri oleh teman yang hendak dikasih cabai rawit. Hal ini berarti tidak akan menganggu persahabatan mereka.
5. Mengunyah Permen Karet di Malam Hari Sama dengan Menyantap Daging Bangkai
Di Turki, ada kepercayaan yang masih diyakini oleh sebagian orang hingga saat ini, bahwa mengunyah permen karet di malam hari, sama artinya dengan mengunyah daging bangkai.
Meski terdengar mengerikan, namun hal ini biasanya disampaikan kepada anak-anak untuk lepas dari permen, dan beranjak menyikat gigi sebelum tidur.
Advertisement