Ada Pengagum Rahasia... 7 Kisah Takhayul Paling Populer pada Makanan

Di balik cerita unik dari berbagai jenis makanan, terselip pula takhayul yang diyakini oleh banyak orang, bahkan hingga saat ini.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 25 Sep 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2018, 21:00 WIB
Sarapan Pagi Breakfast
Ilustrasi Foto Sarapan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Makanan telah menjadi sumber bagi banyak cerita rakyat dan tradisi di sepanjang sejarah manusia. Beberapa di antaranya bahkan membentuk kebiasaan makan dan memasak yang terus bertahan hingga saat ini.

Namun, tidak jarang pula beberapa jenis makanan yang telah eksis sejak lama, memiliki cerita unik di belakangnya, termasuk tentang mitos-mitosnya.

Percaya tidak percaya, hal tidak biasa tersebut masih diyakini oleh banyak orang, dan terkadang bersifat konservatif di beberapa budaya tertentu.

Mulai dari panjangnya mie yang berhubungan dengan berkah usia di kalangan masyarakat Tionghoa, hingga pentingnya rasa manis gula dalam meramal masa depan seseroang, berikut adalah lima takhayul paling populer tentang makanan, sebagaimana dikutip dari Pastemagazine.com.

 

Simak video pilihan berikut:

1. Potong Pendek Mie Berarti Potong Usia

Mie
Ilustrasi Mie (iStockphoto)​

Sebuah kepercayaan masyarakat China kuno mengatakan bahwa mie berukuran panjang adalah perlambang keabadian, atau setidaknya hidup lebih lama dari rata-rata usia manusia.

Oleh karenanya, jika memotong pendek mie, maka sama saja dengan menghancurkan doa agar seseorang bisa hidup sehat hingga usia senja. Jika ingin panjang umur, pastikan untuk menyeruput mie panjang tanpa putus.

2. Ada yang Jatuh Cinta Jika Gula Tidak Larut di Teh

Gula Pasir
Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Sejak lama teh kerap dihinggapi oleh kisah takhayul, bahkan hingga di tengah masyarakat Inggris yang modern sekalipun.

Di sana beredar cerita bahwa jika gula ditemukan tidak larut sepenuhnya di dalam teh, maka hal itu menandakan ada seorang pengagum rahasia sedang berharap mendapatkan cinta dari si peminum teh.

3. Hancurkan Kulit Telur untuk Cegah Kedatangan Penyihir

Ternyata Kulit Telur Bukan Sekedar Sampah, Justru Bermanfaat. (Sumber Foto: Juraganlimbah.blogspot.com)
Jangan Buang Kulit Telur, Karena Banyak Manfaatnya (Sumber: iStockphoto)

Saat membuat telur dadar, biasanya orang akan memecah cangkangnya menjadi dua bagian, dan langsung membuangnya ke tempat sampah.

Namun, bagi pelaut di era tahun 1500-an, kebiasaan tersebut justru dianggap tabu, karena diyakini bisa menjadi alat penyihir untuk berlayar menuju kapal-kapal di tengah lautan.

Untuk itu, cangkang telur harus dihancurkan hingga berkeping-keping untuk menangkalnya.

4. Petaka Memberi Cabai Rawit ke Teman

Bareskrim Polri Ungkap Permainan Harga Cabai
Barang bukti dalam rilis pengungkapan kasus penimbunan cabai di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (3/3). Cabai rawit merah yang harusnya dipasok ke pasar, malah dijual keduanya ke perusahaan dengan harga Rp 181.000 perkilo. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bagi masyarakat Indonesia, memberikan cabai rawit kepada teman mungkin hal yang lumrah, tapi tidak bagi masyarakat Amerika di Abad ke-19.

Kala itu, memberikan cabai rawit ke teman --dengan tangan langsung-- akan menyebabkan hancurnya persahabatan yang telah dijalin.

Oleh karenanya, orang-orang kala itu memilih untuk menaruhnya di atas meja, untuk diambil sendiri oleh teman yang hendak dikasih cabai rawit. Hal ini berarti tidak akan menganggu persahabatan mereka.

5. Mengunyah Permen Karet di Malam Hari Sama dengan Menyantap Daging Bangkai

Tak Sengaja Menelan Permen Karet, Bahayakah?
Tak Sengaja Menelan Permen Karet, Bahayakah? (Sumber: iStockphoto)

Di Turki, ada kepercayaan yang masih diyakini oleh sebagian orang hingga saat ini, bahwa mengunyah permen karet di malam hari, sama artinya dengan mengunyah daging bangkai.

Meski terdengar mengerikan, namun hal ini biasanya disampaikan kepada anak-anak untuk lepas dari permen, dan beranjak menyikat gigi sebelum tidur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya