Liputan6.com, Seoul - Korea Utara diperkirakan memiliki hingga 60 senjata nuklir, seorang pejabat Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen Senin 1 Oktober 2018.
Pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Unifikasi Cho Myoung-gyon itu adalah komentar publik pertama dari Seoul tentang kuantitas persenjataan senjata rahasia Kim Jong-un.
Cho Myoung-gyon mengatakan kepada parlemen bahwa perkiraan tentang kuantitas senjata nuklir Korea Utara berkisar di antara 20-60 buah, demikian seperti dikutip dari NBC News (3/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi pertanyaan oleh seorang anggota parlemen tentang sumber kabar itu, Cho Myoung-gyon mengatakan bahwa informasi tersebut berasal dari otoritas intelijen.
Di sisi lain, Badan intelijen nasional Korea Selatan (NIS) mengatakan belum bisa berkomentar tentang hal itu. Oleh karenanya, muncul dugaan bahwa mungkin Cho Myoung-gyon secara tidak sengaja mengungkapkan informasi tersebut.
Sementara itu, pihak Kementerian Unifikasi mengatakan pada Selasa 2 Oktober bahwa komentar-komentar Cho Myoung-gyon tidak berarti bahwa Korea Selatan akan menerima Korea Utara sebagai negara nuklir.
Kementerian itu kembali menegaskan bahwa upaya diplomatik Seoul untuk menghapuskan program nuklir (denuklirisasi) Korea Utara akan terus berlanjut.
Simak video pilihan berikut:
Perkiraan Internasional
Penilaian Korea Selatan terhadap persenjataan Korea Utara tidak jauh berbeda dari berbagai perkiraan beberapa organisasi internasional. Organisasi-organisasi tersebut melakukan penaksiran kuantitas senjata nuklir yang Korut punya dengan memperkirakan jumlah bahan baku yang diyakini diproduksi oleh Utara --yakni berupmateri fisil semisal uranium atau plutonium.
Menurut laporan pemerintah Korea Selatan, Korea Utara diyakini telah memproduksi 110 pon plutonium yang telah diperkaya (enriched) --untuk pemanfaatan senjata atau weapons-grade nuclear material-- yang cukup untuk membuat setidaknya delapan bom nuklir.
Pakar Stanford University, termasuk fisikawan nuklir Siegfried Hecker yang mengunjungi fasilitas nuklir Korea Utara di Nyongbyon pada 2010, menulis awal tahun ini bahwa Korea Utara diperkirakan memiliki persediaan uranium yang diperkaya (enriched) sebanyak 550-1.100 pon --cukup untuk membuat 25-30 senjata nuklir.
Banyak ahli asing juga mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan menjalankan pabrik pengayaan uranium rahasia tambahan.
Korea Utara memasuki perundingan dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan awal tahun ini, mengatakan bahwa pihaknya bersedia untuk merundingkan mendenuklirisasi persenjataan nuklirnya.
Diplomasi denuklirisasi kemudian terhenti karena kecurigaan tentang tak tulusnya Korea Utara tentang janji perlucutan senjata, tetapi, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan mengunjungi Pyongyang bulan ini untuk mengatur pertemuan puncak kedua antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Advertisement