Liputan6.com, Teheran - Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan pada Sabtu (8/3/2025) bahwa Teheran tidak akan diintimidasi untuk perundingan. Hal ini disampaikannya setelah Presiden Donald Trump mengatakan dia telah mengirim surat kepada otoritas tertinggi negara itu untuk merundingkan kesepakatan nuklir.
Dalam wawancara dengan Fox Business, Trump mengatakan "ada dua cara untuk menangani Iran, yaitu secara militer atau Anda membuat kesepakatan" demi mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Advertisement
Baca Juga
"Dalam pertemuan dengan pejabat senior Iran, Khamenei mengatakan tujuan tawaran AS untuk berunding adalah untuk memaksakan harapan mereka sendiri," ungkap laporan media pemerintah Iran seperti dikutip Al Arabiya.
Advertisement
"Kegigihan beberapa pemerintah yang suka menindas dalam berunding bukanlah untuk menyelesaikan masalah, tetapi untuk mendominasi dan memaksakan harapan mereka sendiri."
"Berunding bagi mereka adalah jalan untuk memiliki harapan baru, ini bukan hanya tentang masalah nuklir Iran. Iran pasti tidak akan menerima harapan mereka."
Sambil menyatakan keterbukaan terhadap kesepakatan dengan Iran, Trump telah menerapkan kembali kampanye "tekanan maksimum" yang diterapkan selama masa jabatan pertamanya untuk mengisolasi Iran dari ekonomi global dan mendorong ekspor minyaknya ke nol.
Selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden pada 2017-2021, Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan penting antara Iran dan negara-negara besar yang memberlakukan batasan ketat pada aktivitas nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi.
Setelah Trump menarik diri pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi, Iran melanggar, bahkan jauh melampaui batasan tersebut.
Kepala pengawas nuklir PBB Rafael Grossi mengatakan waktu hampir habis bagi diplomasi untuk memberlakukan pembatasan baru pada aktivitas Iran karena Teheran terus mempercepat pengayaan uraniumnya hingga mendekati tingkat senjata.