Liputan6.com, New Delhi - Pemerintah India menghadapi pertempuran pemilihan yang sulit tahun depan. Tetapi, pertama-tama pihaknya harus berurusan dengan lawan yang lebih kuat dari pesaing politik, yakni kawanan monyet yang telah menjadi ancaman besar di sekitar kantornya di New Delhi.
Monyet rhesus berwajah merah telah menyebarkan malapetaka, menyambar makanan dan telepon seluler, menerobos masuk ke gedung dan meneror orang-orang di dalamnya.
Dikutip dari The Straits Times pada Rabu (12/12/2018), kawanan monyet memiliki wilayah-wilayah jajahan di sekitar parlemen dan gedung-gedung Kementerian India, dari kantor perdana menteri hingga Kementerian Keuangan dan Pertahanan, membuat takut baik para pegawai negeri maupun publik.
Advertisement
Baca Juga
"Sangat sering mereka mencuri makanan dari orang-orang yang sedang berjalan, dan kadang-kadang mereka bahkan merobek berkas dan dokumen dengan memanjat melalui jendela," kata Ragini Sharma, seorang karyawan Kementerian Dalam Negeri.
Menjelang sesi parlemen musim dingin pada pekan ini, sebuah penasehat anggota parlemen menjelaskan cara mereka bisa bertahan dari serangan monyet.
"Jangan menggoda atau membuat kontak mata langsung dengan monyet, apalagi dengan betina dan bayinya," katanya.
Pertumbuhan pesat kota-kota telah memindahkan habitat kera, mendorong mereka masuk ke pemukiman manusia untuk berburu makanan.
Masyarakat di India --yang mayoritas beragama Hindu-- menghormati monyet dan bahkan memberi mereka makan, karena dianggap berhubungan dengan manusia setengah dewa, Hanoman.
"Tradisi memberi makan yang dilatarbelakangi faktor sosio-religius ini telah menciptakan lingkaran setan," kata Asmita Sengupta, seorang peneliti ekologi.
"Mereka menjadi terbiasa diberi makan oleh manusia dan kehilangan rasa takut," tambahnya. "Mereka mulai aktif mencari makanan tambahan dan jika kita tidak memberinya, mereka menjadi agresif."
Simak video pilihan berikut:
Monyet Menyebabkan Beragam Masalah
Keberadaan kawanan monyet juga dikeluhkan secara langsung oleh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.
Ratusan kera yang berpesta di atas kabel serat optik yang dirangkai di sepanjang tepian sungai Ganges, menghalangi rencana PM Modi untuk menghadirkan wifi di daerah pemilihannya, kota suci Varanasi yang berusia 3.000 tahun, pada tahun 2015.
Sekelompok orang dipekerjakan untuk mengusir monyet dengan sapu dan ketapel, ketika kemudian Presiden AS Barack Obama melakukan tur New Delhi tahun itu, lapor media setempat.
Bahkan, beberapa interaksi antara monyet dan manusia berubah menjadi tragis.
Pada 2007, monyet membuat wakil Wali Kota Delhi, S.S. Bajwa jatuh dari balkonnya hingga tewas.
November lalu, seekor monyet dilaporkan menyambar bayi laki-laki berusia 12 hari dari ibunya dan membunuhnya di Agra, kota tempat monumen terkenal Taj Mahal berada.
Monyet berkembang biak dengan cepat di Delhi dan negara-negara bagian tetangganya karena status sebagai hewan lindung, tetapi tidak ada perkiraan resmi jumlah mereka.
India telah mencoba beberapa strategi untuk melawan ancaman itu, namun belum juga berhasil.
Ahli primata S.M. Mohnot merekomendasikan sterilisasi dan memindahkan monyet ke hutan.
Dia juga menyarankan pemerintah India mencabut larangan penangkapan monyet untuk penelitian biomedis, serta melanjutkan ekspor kera sebagai komponen solusi.
"Ancaman teror monyet dapat diteliti hanya dengan pendekatan multi-cabang," kata Mohnot, ketua Pusat Penelitian Primata, sebuah lembaga federal di kota Jodhpur.
Advertisement