Puluhan Ribu Orang Kembali Berebut Klaim Tanah Suci di Ibu Kota India

Sebanyak puluhan ribu orang dari dua kelompok agama berbeda saling berebut tanah suci di ibu kota India.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 10 Des 2018, 11:31 WIB
Diterbitkan 10 Des 2018, 11:31 WIB
Aksi protes umat Hindu India di situs suci Ayodhya yang diperebutkan (AP Photo)
Aksi protes umat Hindu India di situs suci Ayodhya yang diperebutkan (AP Photo)

Liputan6.com, New Delhi - Puluhan ribu umat Hindu berkumpul sepanjang hari di ibu kota India, Delhi, pada Minggu 9 Desember 2018, untuk kembali mendesak pembangunan sebuah kuil di situs agama yang diperebutkan.

Penyelenggara aksi protes mengatakan mereka tidak akan berhenti mendesak, sebelum sebuah kuil agung dibangun di kota utara Ayodhya. Wilayah itu telah lama menjadi titik ketegangan antara umat Hindu dan Islam.

Dikutip dari BBC pada Senin (10/12/2018), umat ​​Hindu meyakini bahwa Ayodhya adalah tempat kelahiran dewa suci mereka, Dewa Rama. Tetapi, umat Islam di India mengatakan bahwa mereka telah melakukan peribadatan di sana selama beberapa abad.

Ayodhya sendiri merupakan lokasi berdirinya sebuah masjid abad pertengahan, yang bertahan selama lebih dari 450 tahun, sebelum kemudian dihancurkan oleh sekelompok umat Hindu pada 1992.

Peristiwa itu memicu kerusuhan meluas yang menewaskan ribuan orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Lebih dari 50.000 orang membentuk pawai besar pada hari Minggu. Mereka berkumpul untuk menyaksikan para orator dari organisasi nasionalis Hindu garis keras, yang saling meneriakkan tuntutan membangun sebuah kuil suci baru.

Ribuan lebih demonstran, beberapa membawa spanduk dan yang lain berpakaian seperti dewa Hindu, berkerumum di beberapa jalan utama di Delhi, dengan pengawasan ketat petugas keamanan.

"Aksi ini memberi tahu Anda bahwa umat Hindu tidak akan diam sampai kuil dibangun, dan harapan kami harus dihormati," kata Champat Rai, pemimpin kelompok Vishva Hindu Parishad (VHP) yang mengorganisir protes tersebut.

Pembicara lain meminta campur tangan pemerintah untuk membawa kasus ini ke meja hijau, agar kemudian didapat keputusan resmi.

"Pemerintah dan Mahkamah Agung harus menyadari bahwa itu (konflik Ayodhya) adalah masalah sentimen keagamaan bagi umat Hindu," kata seorang pendeta kepada kerumunan yang berkumpul.

Sementara itu, Mahkamah Agung India dikabarkan masih memperlajari seluruh laporan tentang konflik terkait, dan memutuskan untuk menunda sidang berikutnya hingga Januari mendatang.

 

Simak video piihan berikut: 

 

Kembali Menyeruak Jelang Pemilu

Hari Kemerdekaan India
Seorang gadis mengibarkan bendera India saat para siswa melakukan tarian selama perayaan Hari Kemerdekaan India, di Jammu, India, (15/8). India merdeka dari kolonialis Inggris pada tahun 1947. (AP Photo / Channi Anand)

Di lain pihak, minoritas muslim India, yang mengklaim hak untuk beribadat di Ayodhya, mengatakan mereka sempat mengalah dengan memberi sebagian ruang untuk penempatan patung Dewa Rama pada 1949.

Namun, sejak itu, kedua kelompok agama berkali-kali pergi ke pengadilan untuk menuntut tentang siapa yang berhak mengendalikan situs suci tersebut.

Hingga akhirnya pada 1992, masjid tua di Ayodha dihancurkan oleh sekelompok Hindu, yang memicu kerusuhan secara luas.

Setelah ketegangan di antara keduanya sempat naik turun, seruan untuk pembangunan kuil kembali menyeruak dalam beberapa bulan terakhir, di mana sebagian besar datang dari anggota Partai Nasional Bharatiya Janata Bhagawan (BJP).

Seruan tersebut datang menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung bulan Mei mendatang.

Beberapa pengamat politik India mengatakan bahwa BJP tampaknya berusaha menggiring suara umat Hindu menjelang pemilu tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya