Liputan6.com, Seoul - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah berjanji untuk sering bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in tahun depan, guna membahas lebih lanjut tentang isu denuklirisasi.
Dalam sebuah surat yang dikirim baru-baru ini ke Seoul, Kim mengatakan dia ingin mewujudkan perdamaian antara kedua negara.
"Ketua Kim ingin memecahkan secara bersama isu denuklirisasi di Semenanjung Korea," ujar juru bicara Presiden Moon, sebagaimana dikutip dari BBC pada Senin (31/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Kim Jong-un juga menyatakan "sangat menyesal" bahwa dia tidak bisa mengunjungi Seoul pada 2018. Dia sebelumnya berjanji akan melakukan perjalanan ke Selatan, ketika Moon datang menemuinya di Pyongyang pada September lalu.
Pada kunjungannya ke ibu kota Korea Utara, Moon memberikan pidato di tengah penyelenggaraan Olimpiade Nasional, mengatakan kedua negara harus "menjadi satu" lagi.
Meskipun kedua negara secara teknis tetap berperang, hubungan membaik pada tahun 2018 berkat sejumlah inisiatif perdamaian Kim Jong-un.
Di lain pihak, juru bicara Moon Jae-in tidak mengungkapkan bagaimana surat itu dikirim dari Korea Utara, tetapi menggambarkan bahwa isinya bernada hangat.
Dia juga mengatakan bahwa Kim Jong-un menulis tentang "tekad kuatnya untuk mengunjungi Seoul seraya mengawasi situasi di masa depan".
Simak video pilihan berikut:
Naik Turun Hubungan AS - Korut
Sementara itu, Kim Jong-un telah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 12 Juni lalu, di mana hal itu meruoakan pertama kalinya seorang pemimpin kedua negara bertemu secara langsung.
Tetapi, upaya untuk meningkatkan hubungan antara AS dan Korea Utara terhenti dalam beberapa bulan terakhir.
AS mengatakan Korea Utara tidak benar-benar berkomitmen untuk menyerahkan senjata nuklirnya, sementara sebaliknya, Pyongyang mengecam keras sanksi baru Washington yang melumpuhkan ekonominya, dengan mencerca para pejabat pemerintahan di Gedung Putih.
Terlepas dari kemunduran tersebut, pertemuan tingkat tinggi lainnya antara Donald Trump Trump dan Kim Jong-un kemungkinan bisa terjadi pada 2019.
Sementara itu, pada September lalu, Trump sempat memuji kiriman surat dari Pyongyang sebagai "sesuatu yang hangat", meskipun tidak disebutkan setelahnya apakah kedua pemimpin negara akan kembali bertemu.
Advertisement