Lewat Sepucuk Surat, Kim Jong-un Minta Sering Bertemu Korea Selatan Tahun 2019

Kim Jong-un mengirimkan surat ke negara serumpun di Selatan untuk meminta lebih banyak pertemuan bilateral pada 2019 mendatang.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 31 Des 2018, 13:02 WIB
Diterbitkan 31 Des 2018, 13:02 WIB
Kim Jong-un Periksa Pabrik Kentang di Samjiyon
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un melihat sebuah kentang saat mengunjungi pabrik produksi Samjiyon Potato Farina di Samjiyon County (30/10). (Photo by KCNA VIA KNS / KCNA VIA KNS / AFP)

Liputan6.com, Seoul - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah berjanji untuk sering bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in tahun depan, guna membahas lebih lanjut tentang isu denuklirisasi.

Dalam sebuah surat yang dikirim baru-baru ini ke Seoul, Kim mengatakan dia ingin mewujudkan perdamaian antara kedua negara.

"Ketua Kim ingin memecahkan secara bersama isu denuklirisasi di Semenanjung Korea," ujar juru bicara Presiden Moon, sebagaimana dikutip dari BBC pada Senin (31/12/2018).

Kim Jong-un juga menyatakan "sangat menyesal" bahwa dia tidak bisa mengunjungi Seoul pada 2018. Dia sebelumnya berjanji akan melakukan perjalanan ke Selatan, ketika Moon datang menemuinya di Pyongyang pada September lalu.

Pada kunjungannya ke ibu kota Korea Utara, Moon memberikan pidato di tengah penyelenggaraan Olimpiade Nasional, mengatakan kedua negara harus "menjadi satu" lagi.

Meskipun kedua negara secara teknis tetap berperang, hubungan membaik pada tahun 2018 berkat sejumlah inisiatif perdamaian Kim Jong-un.

Di lain pihak, juru bicara Moon Jae-in tidak mengungkapkan bagaimana surat itu dikirim dari Korea Utara, tetapi menggambarkan bahwa isinya bernada hangat.

Dia juga mengatakan bahwa Kim Jong-un menulis tentang "tekad kuatnya untuk mengunjungi Seoul seraya mengawasi situasi di masa depan".

 

Simak video pilihan  berikut: 

 

Naik Turun Hubungan AS - Korut

Moon Jae-in dan Kim Jong-un Sepakati Denuklirisasi Penuh
Moon Jae-in dan Kim Jong-un Sepakati Denuklirisasi Penuh (KOREA SUMMIT PRESS POOL / AFP)

Sementara itu, Kim Jong-un telah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 12 Juni lalu, di mana hal itu meruoakan pertama kalinya seorang pemimpin kedua negara bertemu secara langsung.

Tetapi, upaya untuk meningkatkan hubungan antara AS dan Korea Utara terhenti dalam beberapa bulan terakhir.

AS mengatakan Korea Utara tidak benar-benar berkomitmen untuk menyerahkan senjata nuklirnya, sementara sebaliknya, Pyongyang mengecam keras sanksi baru Washington yang melumpuhkan ekonominya, dengan mencerca para pejabat pemerintahan di Gedung Putih.

Terlepas dari kemunduran tersebut, pertemuan tingkat tinggi lainnya antara Donald Trump Trump dan Kim Jong-un kemungkinan bisa terjadi pada 2019.

Sementara itu, pada September lalu, Trump sempat memuji kiriman surat dari Pyongyang sebagai "sesuatu yang hangat", meskipun tidak disebutkan setelahnya apakah kedua pemimpin negara akan kembali bertemu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya