Liputan6.com, Brussels - Pada awal Abad ke-21, Amerika Serikat dianggap mampu mengalahkan negara-negara di dunia dalam berbagai macam sektor. Negeri Paman Sam pun dianggap sebagai satu-satunya negara adikuasa yang tersisa.
Sejak runtuhnya Uni Soviet, satu dekade sebelumnya, militer dan ekonomi AS mungkin telah mengerdilkan para pesaingnya. Budaya Amerika, mulai dari musik, film, hingga jeans biru yang mereka ekspor ke seluruh dunia, laris manis dibeli dan dikonsumsi.
Advertisement
Baca Juga
Peneliti bidang politik, Francis Fukuyama, menyatakan fenomena tersebut merupakan kemenangan demokrasi liberal dan akhir dari sejarah. Namun, keseimbangan kekuatan global berada dalam kondisi fluks yang konstan.
AS diprediksi akan tetap menjadi negara adikuasa di masa mendatang. Tetapi, para ekonom memperkirakan bahwa dalam beberapa dekade ke depan, dominasi ekonomi Amerika akan mampu dikalahkan.
Negara lain mungkin berusaha menyaingi AS dalam kekuatan militer.
Lalu, negara apa saja yang berpotensi menjadi negara adikuasa pada Abad ke-21? Berikut lima di antaranya, seperti dikutip dari Top Tenz, Kamis (3/1/2019).
Saksikan video pilihan berikut ini:
1. Uni Eropa
Amerika Serikat memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 19,4 triliun dolar AS dan menghabiskan lebih dari 600 miliar dolar AS per tahun. Dana ini digelontorkan untuk mengurusi sektor militer --yang dianggap paling kuat di muka Bumi.
Tidak ada satu pun negara yang bisa menyamai AS, namun lain halnya dengan negara-negara yang masuk dalam Uni Eropa (UE). Karena alasan inilah, banyak pihak menyarankan agar Uni Eropa digolongkan sebagai negara adikuasa.
Pada tahun 2018, PDB UE mencapai 18,8 triliun dolar AS, sehingga menempatkan UE sejajar dengan AS. Walaupun UE tidak menurunkan aggaran untuk pasukan gabungannya, beberapa negara anggota UE mempunyai militer yang sangat besar, termasuk lebih dari 1,5 juta personel militer aktif.
Eurofighter Typhoon, yang dibangun sebagai proyek bersama antara Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol, disebut-sebut sebagai pesawat tempur paling berteknologi maju di dunia.
Jean-Claude Juncker, presiden UE, baru-baru ini mengatakan bahwa sudah saatnya bagi UE untuk menjadi pemain global. Namun, pihaknya menilai bahwa masih banyak yang harus diperhatikan terkait persatuan politik dan ekonomi dari begitu banyak negara.
Pasalnya, masing-masing negara anggota UE punys prioritas dan kepentingan yang berbeda.
Advertisement
2. China
Napoleon Bonaparte pernah menggambarkan China sebagai "singa yang sedang tidur (a sleeping lion). Kaisar Prancis itu memperingatkan bahwa ketika Si Singa ini bangun, seluruh dunia akan gemetar.
Selama Abad ke-20, China adalah negara yang dianggap lemah, mudah terpecah belah dan bermasalah. Negeri Tirai Bambu ini berperang dengan dirinya sendiri dan tetangganya. Sekarang, di Abad ke-21, Sang Raja Rimba akhirnya terbangun.
Pada sektor ekonomi, China sudah menjadi negara adikuasa. PDB Tiongkok yang jumlahnya lebih dari 12 triliun dolar AS, suatu saat dapat melampaui Amerika Serikat. Ketika disesuaikan dengan paritas (kesamaan harga atau nilai) daya beli, negara besar Asia itu berada di puncak.
Bank-bank China mendanai proyek-proyek infrastruktur besar di 78 negara di seluruh dunia. Investasi besar ini akan memungkinkan China mengakses pasar dan sumber daya asing, membeli sekutu di seluruh dunia, dan berpotensi menyaingi AS sebagai negara adidaya.
Sementara itu, dalam bidang militer, China masih tertinggal jauh di belakang AS.
James Fannel dari Geneva Centre for Security Policy memperkirakan bahwa pada tahun 2030, China akan memiliki lebih banyak kapal perang operasional daripada Angkatan Laut AS dan akan ditetapkan sebagai kekuatan militer yang dominan di Asia.
3. India
Pada tahun 2025, India diprediksi akan menggantikan China sebagai negara terpadat di dunia. Di saat China menghadapi bom waktu demografis karena pencabutan kebijakan "satu keluarga satu anak", India justru memiliki tenaga kerja terbesar dan termuda di planet ini.
Peningkatan jumlah penduduk ini diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi yang mengesankan, dan beberapa ahli percaya bahwa ekonomi India akan melampaui Amerika Serikat pada tahun 2050.
India diapit oleh Pakistan di barat dan China di utara. Kekuatan negara-negara ini tidak bersahabat. Pakistan dan India pernah terlibat konflik pada 1965, dan pada 1967 sengketa perbatasan menyeret kedua negara ke dalam konflik militer dengan China.
Namun, India sekarang memiliki kekuatan militer yang cukup kuat. Militer India memiliki persenjataan nuklir sekitar seratus hulu ledak, dan kemampuan untuk meluncurkannya dari darat, laut, serta udara.
Dua kapal induk, yang ketiga sedang dibangun, menandakan bahwa India adalah salah satu dari sedikit negara yang mampu memproyeksikan kekuatan militer yang signifikan hampir di mana saja di seluruh dunia.
Meningkatnya kekuatan ekonomi India, kemampuan militer, dan program ruang angkasa yang masih baru, didukung oleh kekuatan pendukung.
Selain itu, India adalah rumah bagi bisnis startup yang nilainya lebih dari satu miliar dolar AS di mana pun, kecuali AS dan China. Industri film Bollywood-nya memproduksi lebih banyak film dan menjual lebih banyak tiket daripada film layar lebar Hollywood.
Advertisement
4. Brasil
Bersama dengan Rusia, India, dan China, Brasil melengkapi kuartet asli negara-negara anggota BRIC (Brazil, Russia, India and China).
BRIC adalah akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, lima negara yang pertumbuhan ekonominya pesat. Singkatan ini diberikan oleh Jim O'Neil dari Goldman Sachs pada tahun 2001, mengikuti prediksi investasi banknya yang menyebut bahwa negara-negara BRIC akan menjadi empat dari lima ekonomi terbesar dunia pada tahun 2050.
Sejak keempat negara, bergabung dengan Afrika Selatan pada 2010, mereka telah membentuk aliansi politik yang longgar, bekerja sama dalam masalah-masalah seperti perdagangan dan perawatan kesehatan, dan membentuk bank bersama untuk mendanai proyek-proyek pembangunan di seluruh dunia.
Namun sayangnya, "Raksasa Amerika Selatan" itu tertahan oleh tingginya tingkat kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Fakta ini sangat mengejutkan, karena hanya enam orang paling tajir di Brasil yang memiliki kekayaan gabungan lebih besar dari 100 juta orang miskin.
Namun, Brasil diberkati dengan kekayaan alam yang luas. Ladang minyak Tupi, yang ditemukan di lepas pantai Rio de Janeiro pada 2008, berisi sekitar 8 miliar barel. Penemuan lepas pantai kedua bahkan lebih besar dan membuat Brasil ditawari untuk bergabung dengan jajaran eksportir minyak utama dunia.
Negeri Samba ini juga merupakan rumah bagi sekitar 30% hutan hujan yang tersisa di dunia dan dengan kekayaan sumber daya seperti nikel, mangan, tembaga, bauksit dan kayu.
5. Rusia
Sejarah Rusia memberikan contoh yang nyata tentang begitu cepatnya sebuah negara adidaya dapat naik dan "terjun bebas". Saat Perang Dunia II pecah pada tahun 1939, intelijen Inggris percaya bahwa Polandia lebih kuat dari Rusia.
Hanya beberapa tahun kemudian, Uni Soviet --dengan Rusia sebagai pusatnya-- telah mampu memainkan peran utama dalam mengalahkan Nazi dan menduduki sebagian besar Eropa Timur.
Pada awal 1990, hampir tidak ada yang meramalkan kehancuran Negeri Beruang Merah. Tetapi pada tahun 1992, Uni Soviet sudah tidak berdiri lagi.
Setelah melalui dua dekade yang kacau, kekuatan Rusia tumbuh sekali lagi. Anggaran militer Rusia kembali membaik dari segi riil maupun persentase PDB. Diduga menjadi yang tertinggi di dunia.
Sebagian besar Ukraina, yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet, sudah dicaplok. Seiring dengan menurunnya aliansi NATO, negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania, khawatir bahwa mereka mungkin bakal menghadapi nasib serupa dengan Ukraina.
Di sisi lain, Rusia masih sangat tergantung pada minyak, dan ekonominya terganggu oleh adanya korupsi. Namun, negara komunis ini masih salah satu dari lima negara yang mennggenggam hak veto di Dewan Keamanan PBB.
Rusia juga masih memiliki cakar kuat yang diimplementasikan dalam bentuk persenjataan senjata nuklir. Maka dari itu, Rusia dianggap sebagai negara adidaya Abad ke-21.
Advertisement