Agar Tak Termakan Mitos, Ketahui 7 Fakta Menarik Tentang Mata Manusia

Berikut fakta-fakta menarik tentang mata manusia.

oleh Afra Augesti diperbarui 04 Jan 2019, 20:40 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2019, 20:40 WIB
Gal Gadot di Red Carpet Oscar
Aktris Gal Gadot berpose untuk fotografer di karpet merah Piala Oscar 2018 di Dolby Theatre, Los Angeles, Minggu (4/3). Makin glamor, tampilan Gal Gadot dipercantik dengan kalung cantik handmade dari Tiffany and Co. (Jordan Strauss/Invision/AP)

Liputan6.com, Missouri - Ada banyak mitos dan kesalahpahaman tentang mata, antara lain anggapan yang menyebut bahwa duduk terlalu dekat dengan televisi akan merusak penglihatan kita.

Tak hanya itu, orangtua juga beberapa kali mengingatkan kita agar tidak membaca buku dalam cahaya redup akan membuat mata sakit. Ini juga termasuk mitos.

Setiap satu bola mata orang normal memiliki lebih dari satu juta sel saraf optik dan lebih dari 106 juta sel fotoreseptor, sehingga menjadikannya salah satu organ paling kompleks yang dimiliki manusia.

Selain fakta terebut, ada sedikitnya 7 hal lain yang perlu diketahui tentang "jendela jiwa" ini. Berikut ulasannya, sebagaimana dikutip dari mentalfloss.com pada Jumat (4/1/2019).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Bayi Baru Lahir Melihat Warna Hitam, Putih, dan Merah

Ilustrasi nama bayi (iStock)
Ilustrasi nama bayi (iStock)

"Adalah sebuah mitos bahwa bayi baru lahir hanya bisa melihat warna hitam dan putih," kata Anna Franklin, pemimpin Baby Lab dari University of Sussex kepada The Guardian.

Bayi yang baru lahir memang melihat warna hitam, putih, dan abu-abu, tapi mereka juga dapat mendeteksi benda berwarna merah dengan latar belakang abu-abu, Franklin menjelaskan.

Alasan mengapa mereka tidak dapat melihat lebih banyak warna adalah karena reseptor warna atau sering juga disebut sel kerucut masih terlalu lemah untuk mendeteksinya.

Namun seiring pertumbuhan mereka, sel-sel itu dengan cepat berubah menjadi lebih kuat. Setelah sekitar dua bulan, bayi dapat membedakan antara merah dan hijau, dan beberapa minggu kemudian mereka dapat membedakan antara biru dan kuning.


2. Bola Mata Tumbuh Seiring Menuanya Usia

Ilustrasi mata
Ilustrasi mata. Sumber foto: pixabay.com/CC0 Creative Commons.

Kesalahpahaman umum lainnya yakni anggapan yang menyebut bahwa bola mata manusia berukuran sama sejak lahir hingga dewasa. Sebagai bayi baru lahir, ukuran bola mata manusia adalah sekitar tiga per lima inci dari depan ke belakang.

Mata Anda benar-benar akan tumbuh dalam dua tahun pertama kehidupan, dan percepatan pertumbuhan lain terjadi ketika Anda melewati masa pubertas.

Fakta menakjubkan lainnya yaitu mata Anda, ketika masih bayi berusia 6 bulan, berukuran dua pertiga dari ukurannya ketika Anda dewasa.


3. Panjang Mata Menentukan Cara Melihat

20151011-Ilustrasi Kesehatan Mata
Ilustrasi Merawat dan Menjaga Kesehatan Mata (iStockphoto)

Jika bola mata Anda terlalu panjang atau terlalu pendek, Anda mungkin akan bermasalah dengan penglihatan. Orang rabun dekat memiliki mata yang lebih panjang dari rata-rata, sedangkan orang rabun jauh memiliki mata yang pendek.

Selain panjang mata, bentuk kornea dan lensa mata (bagian mata yang terletak di belakang iris dan pupil) adalah faktor kunci lain yang menentukan kualitas penglihatan Anda. Itu karena kedua bagian ini bekerja sama untuk membiaskan cahaya.


4. Lensa Kontak Tertelan di Belakang Bola Mata

20151023-Ilustrasi Kontak Lensa
Ilustrasi Kontak Lensa (iStockphoto)

Meskipun mungkin terasa seperti kontak lensa terjebak di belakang mata Anda, namun faktanya adalah lensa itu hanya terselip di bawah kelopak mata atas.

Selaput tipis yang menutupi bagian putih mata dan bagian bawah kelopak mata --yang disebut konjungtiva-- akan secara otomatis membentuk kantong demi mencegah benda asing masuk ke balik bola mata.


5. Mata Biru

Ilustrasi Mata
Ilustrasi mata (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Awalnya, semua orang di dunia memiliki mata coklat. Baru sekitar 6000 hingga 10.000 tahun yang lalu, orang bermata biru pertama lahir sebagai hasil dari mutasi genetik. Pernyataan ini didasarkan pada sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2008.

"Mutasi gen OCA2 itu pada dasarnya "mematikan kemampuan untuk menghasilkan mata coklat" dan mengencerkan warnanya menjadi biru," kata Profesor Hans Eiberg dari University of Copenhagen dalam sebuah pernyataan.


6. Ada Bagian Mata yang Bisa Terbakar

Membersihkan riasan mata
Ilustrasi Membersihkan riasan mata (iStockphoto)​

Ada alasan tepat mengapa Anda disarankan untuk mengenakan kacamata hitam saat pergi keluar rumah dan cuaca terik. Fakta menunjukkan bahwa terlalu banyak paparan sinar ultraviolet (UV) dapat merusak permukaan kornea dan konjungtiva, sehingga menyebabkan kondisi yang mirip dengan terbakar sinar matahari atau fotokeratitis.

Gejalanya meliputi rasa sakit pada mata, mata merah atau bengkak, sensasi seperti ada benda asing di mata, pandangan kabur, sakit kepala, dan melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu.

Meski ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat fotokeratitis bersifat sementara dan cenderung hilang dalam waktu 48 jam, namun paparan sinar UV yang lebih lama dapat berimbas jangka panjang pada penglihatan Anda dan menyebabkan degenerasi makula (kerusakan retina, yang seringkali berkaitan dengan usia) dan katarak (mengaburkan lensa mata, yang mengurangi jumlah cahaya yang masuk).


7. Otot Mata Adalah yang Tercepat di Tubuh Manusia

20151120-Ilustrasi bulu mata-iStockphoto
Ilustrasi bulu mata (iStockphoto)

Otot ekstraokular adalah otot yang memungkinkan Anda dapat melihat ke segala arah. Anda memiliki enam otot ini di dua pasang bola mata, dan banyak gerakan yang dilakukan oleh otot ini secara tidak disengaja.

Otot ekstraokular membuat Anda berkedip secara teratur, melirik, dan melihat sesuatu di sudut mata --meski secara tak sadar, Anda tidak menengok ke arah itu.

Ketika kedua mata Anda bergerak ke arah yang sama, gerakan itu disebut saklet, yang berasal dari kata Prancis untuk "jerk" (sentakan). Gerakan tersentak ini sangat cepat, berlangsung sekitar 50 hingga 60 milidetik per saccade (pergerakan mata yang cepat antara titik fiksasi), menurut Dr. Reza Shadmehr, profesor teknik biomedis dan ilmu saraf di Universitas Johns Hopkins.

"Gerakan mata saccadic adalah gerakan reflek tercepat yang bisa dilakukan manusia. Mata bergerak dengan kecepatan sekitar 500 derajat per detik atau lebih," ungkap Shadmehr.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya