Waspada, Stres Ternyata Bisa Picu Gangguan pada Mata

Bukan hanya pengaruh luar yang bisa merusak mata, melainkan juga pengaruh dari dalam tubuh seperti stres.

diperbarui 10 Jul 2018, 13:55 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2018, 13:55 WIB
Ilustrasi mata (iStock)
Ilustrasi mata (iStock)

Jakarta - Setiap harinya, mata manusia melakukan banyak kegiatan dan menanggung beban. Seperti menatap layar komputer, cahaya fluoresens yang "menyolok", atau juga kotoran dan serbuk sari yang tersebar di udara.

Kendati demikian bukan hanya pengaruh luar yang bisa merusak mata, melainkan juga pengaruh dari dalam tubuh.

Tahukah Anda bahwa stres bisa merusak penglihatan? Dan bahwa kolesterol yang baik, ternyata tidak sebaik dugaan orang?

Seperti dikutip dari DW, Selasa (10/7/2018), sebuah studi dari Universitas Magdeburg mengungkap, stres mental bisa mengakibatkan hilangnya penglihatan. Ketegangan mental yang terus terjadi meningkatkan hormon stres kortisol.

Hal itu berdampak pada sistem syaraf manusia, yang juga mencakup otak dan mata. Ini bisa menyebabkan penyakit mata berat, seperti glaucoma, degenerasi otot mata yang terkait usia, dan optic neuropathy (kerusakan syaraf penglihatan).

Peneliti menekankan, sangat penting untuk menyadari, bahwa stres tidak hanya merupakan akibat hilangnya penglihatan, melainkan juga jadi "biang keroknya", sejingga hal ini harus ditanggapi dengan serius.

Jadi orang sebaiknya memperhatikan kesehatan tubuh, memberikan istirahat kepada mata, dan berusaha rileks setelah pekerjaan selesai. Melatih diri untuk berkonsentrasi pada situasi yang ada di depan mata, misalnya lewat yoga atau meditasi, bisa membantu setelah bekerja seharian.

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Kolesterol Baik HDL yang Merugikan Tubuh

Peneliti Laboratorium
Ilustrasi Foto Peneliti (iStockphoto)

Kolesterol biasanya dikategorikan dalam kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Jika orang berbicara tentang kolesterol, biasanya yang dimaksud adalah LDL. Kolesterol jahat ini bisa menyebabkan arteriosklerosis dan meningkatkan risiko kardiovaskuler, misalnya serangan jantung dan stroke.

Kolesterol HDL sejak dulu jadi bagian penting membran sel dan proses-proses dalam sel. Tetapi baru-baru ini peneliti di Jepang mengungkap bahwa itupun bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, walaupun hanya jika jumlahnya sangat tinggi.

Selama 12 tahun para ahli di Jepang meneliti lebih dari 43.000 orang, yang berusia antara 40 dan 89 tahun. Mereka mengungkap bahwa orang-orang yang kadar kolesterol HDL-nya tinggi, yaitu di atas 90 mg/dl memiliki risiko 2,4 kali lebih tinggi bisa meninggal akibat arterosklerosis, dibanding orang yang kadar HDL-nya normal, yaitu 40-59 mg/dl.

Hal menarik lain yang diungkap periset, kadar tinggi kolesterol HDL lebih berbahaya bagi orang yang kerap minum alkohol.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya