Liputan6.com, Moputo - Sejarah mencatat pada 9 Januari 2015 sebagai momen keracunan massal akibat minum bir yang terkontaminasi di pemakaman di Mozambik. Mereka yang mengonsumsinya mengeluhkan efek buruknya setelah mengonsumsi minuman alkohol lokal, pombe.
Bir pombe buatan rumahan adalah minuman fermentasi tradisional di Mozambik, terbuat dari sorgum, dedak, jagung, gula, dengan ragi pombe Schizosaccharomyces (bukan ragi yang sama dengan penggunaan dalam pembuatan bir bergaya Eropa).Â
Sejumlah media menyebut bir lokal tersebut terkontaminasi bakteri Burkholderia gladioli yang menghasilkan senyawa racun asam bongkrek. Spekulasi awal tentang sumber penyakit oleh pejabat Mozambik akibat empedu buaya.
Advertisement
Kendati demikian sebuah artikel Forbes menentang hipotesis itu dan sebagai gantinya merujuk foxglove, tanaman berbunga beracun yang mungkin jadi sumber racun tersebut. Barulah pada November 2015 ditemukan jawaban pasti penyebab kematian akibat keracunan bir karena kontaminasi bakteri bir.
Semua terungkap setelah sampel bir, darah, dan benda mencurigakan yang ditemukan dalam drum dikirim untuk dianalisis ke Laboratorium Nasional. Penyelidikan penyebab keracunan akhirnya menguak keberadaan bakteri Burkholderia gladioli dan dua racun yang dihasilkan olehnya, asam bongkrek dan toxoflavin, baik dalam bir dan tepung jagung yang digunakan dalam proses menyeduhnya, dan disimpulkan sebagai biang kematian massal tersebut.
Tim investigasi kemudian menentukan bahwa tepung jagung yang rusak karena banjir dan mulai membusuk yang digunakan dalam pembuatan bir lokal tersebut. Bahan tersebut ditawarkan kepada pembuatnya dan menyakini bahwa meskipun tidak layak digunakan sebagai makanan, masih cocok untuk digunakan dalam pembuatan bir.
Radio Mozambik melaporkan bahwa 69 orang dari desa Chitima dan Songo, keduanya di Provinsi Tete, meninggal usai mengonsumsi bir. Sementara 196 orang lainnya dirawat di rumah sakit setelah pemakaman pada 9 Januari, di bagian barat negara itu.
Di antara korban pertama yang dilaporkan meninggal pada hari berikutnya adalah pemilik kios minuman, dua dari kerabatnya dan empat tetangga.
Direktur Health, Women and Social Action di Distrik Cahora Bassa, Paula Bernardo, mengatakan bahwa rumah sakit daerah kedatangan banyak orang yang menderita kram dan diare pascamenenggak bir. Selain mendapati sejumlah lainnya meninggal dunia.
Sebanyak 75 orang tewas akibat peristiwa tersebut, sementara 230 orang lainnya terdampak.
Pada 12 Januari, 169 orang masih dirawat di rumah sakit, dan jumlah itu turun menjadi 35 pada tanggal 13. Presiden Mozambik, Armando Guebuza, kemudian mengumumkan tiga hari berkabung nasional akibat peristiwa keracunan massal mematikan tersebut.
Pada tanggal yang sama tahun 1951, sejarah mencatat sebagai momen saat Markas PBB dibuka secara resmi di New York City, Amerika Serikat. Lalu pada 9 Januari 1995, astronot bernama Valeri Poliakov menyelesaikan 366 hari di luar angkasa di dalam stasiun luar angkasa Mir, aksinya memecahkan rekor.
Â
Saksikan juga video berikut ini: