Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda perjalanan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Brussels dan Afghanistan, dan memintanya tetap bernegosiasi untuk mengakhiri polemik penutupan sebagian pemerintahan di Negeri Paman Sam.
Trump mampu menghentikan secara sepihak rencana perjalanan itu, dengan menolak izin penggunaan pesawat militer oleh Pelosi dan delegasi yang dibawanya, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Jumat (18/1/2019).
Keputusan Trump tersebut dilakukan ketika penutupan sementara pemerintahan AS telah memasuki hari ke-27, di mana sekaligus menjadikannya yang terlama dalam sejarah negara itu.
Advertisement
Sebagaimana diketahui, penutupan sementara pemerintahan AS dipicu oleh keinginan Donald Trump meraih dana sebesar US$ 5,7 miliar (setara Rp 81,6 triliun) untuk perluasan tembok perbatasan di selatan, namun kubu Demokrat yang menguasai Kongres menolaknya.
Baca Juga
Pembatalan oleh Trump terjadi kurang dari satu jam sebelum Pelosi berangkat pada Kamis 17 Januari 2019 sore, kata media AS. Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengabarkan keputusan itu melalui salinan surat resmi presiden via Twitter.
"Saya merasa bahwa, selama periode ini, akan lebih baik jika Anda berada di Washington bernegosiasi dengan saya, dan bergabung dengan gerakan Penguatan Keamanan Perbatasan untuk mengakhiri penutupan pemerintahan," tulis Trump.
Presiden AS ke-45 itu menambahkan bahwa Pelosi dapat melanjutkan perjalanan --yang dia sebut sebagai "agenda hubungan masyarakat"-- menggunakan maskapai penerbangan komersial.
Kemudian pada hari Kamis, Gedung Putih mengumumkan tidak akan mengirim delegasi AS ke agenda World Economic Forum di Davos, Swiss, akhir bulan ini, terkait belum selesainya penutupan sementara pemerintahan.
"Karena pertimbangan terhadap 800.000 pekerja sipil Amerika yang tidak menerima gaji, dan untuk memastikan timnya dapat membantu sesuai kebutuhan, Presiden Trump telah membatalkan perjalanan delegasinya ke World Economic Forum di Davos, Swiss," kata Jubir Sanders dalam sebuah pernyataan.
Donald Trump sebelumnya mengatakan dia tidak akan hadir, namun kemudian pada Selasa 16 Januari, mengumumkan bahwa akan ada delegasi berskala besar, yang akan dipimpin oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
Simak video pilihan berikut:
Keputusan Trump Mengecewakan
Sementara itu, menurut wakil kepala staf Pelosi, Drew Hammill, mengatakan bahwa perjalanan atasannya ke Afghanistan mengharuskan pemberhentian di Brussels guna mengizinkan pilot beristirahat, serta bertemu dengan komandan NATO "untuk menegaskan komitmen kuat Amerika Serikat" kepada sekutu.
Hammill mengatakan rencana itu tidak termasuk kunjungan ke Mesir --sebagaimana yang ditudingkan oleh kubu Trump-- dan mengingatkan bahwa sang presiden dan Partai Republik telah melakukan perjalanan selama penutupan.
Rencana perjalanan Pelosi tersebut sebelumnya tidak diumumkan ke publik, sebelum Trump membatalkannya dalam pernyataan resmi yang turut dibagikan via Twitter.
Di lain pihak, beberapa pengamat mengaku kecewa terhadap keputusan Trump yang mengungkap rencana perjalanan pejabat top AS ke zona perang. Mereka menilai hal itu "fungsi kepresidenan yang merongrong".
Di lain pihak, salah seorang pembantu umum Gedung Putih mengatakan kepada media AS bahwa perjalanan Pelosi "berpotensi" membuat pekerja federal kehilangan gaji mereka untuk kedua kalinya, "karena (Pelosi) tidak akan berada di Washington untuk menegosiasikan segala jenis kesepakatan".
Namun, Trump belum melarang penuh rencana perjanana Pelosi, melainkan hanya penolakan izin menggunakan pesawat militer, tambah pembantu umum tersebut.
Advertisement