Liputan6.com, Penang - Publik Malaysia digegerkan oleh temuan jasad di sebuah apartemen pada Senin, 4 Maret 2019.
Jenazah diidentifikasi sebagai Brian Patrick O'Reilly (50) warga negara Irlandia yang merupakan seorang manajer teknologi informasi di sebuah perusahaan Singapura.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Kepolisian George Town Che Zaimani Che Awang, sebagaimana dilaporkan oleh media The Star Online, dikutip dari The Straits Times, Selasa (5/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Korban diduga dibunuh di kondominiumnya yang terletak di Bangunan MBF, sepanjang Jalan Sultan Ahmad Shah, Penang, Malaysia.
Kepolisian percaya bahwa korban yang baru berpindah ke apartemen di Penang Malaysia pada 4 Februari 2019 tersebut, telah disiksa sebelum dibunuh.
Perabotan dapur seperti wajan dan panci diduga digunakan untuk memukul, sebelum akhirnya pelaku melakukan penyerangan dengan senjata tajam pada bagian perut dan leher korban.
Ditemukan Tulisan Tangan Misterius
Menurut laporan Che Zaimani, polisi menemukan catatan yang ditulis tangan di dekat jasad korban. Catatan itu berbunyi: "I respected the Police & Still Do But Justice Sometimes has to be Gained. I Hate you Mafia Kiling Scamers, I Love My Girl".
Kalimat itu jika ditranslasikan kira-kira akan berbunyi, "Saya menghormati polisi dan masih melakukan namun kadang keadilan harus diperoleh. Saya membenci Anda Mafia Pembunuh Penipu, Saya Mencintai Gadis Saya."
Catatan yang dimaksud ditulis dalam secarik kertas yang diduga telah disobek dari buku berjudul "The Subtle Art of Not Giving F*ck".
Â
Simak pula video pilihan berikut:
Kronologi Penemuan Jasad
Jenazah O'Reilly ditemukan oleh seorang agen properti yang ingin mengambil kunci kantor korban untuk memperbaiki AC di sana.
"Agen properti telah menghubungi almarhum pada Sabtu (2 Maret) untuk mendapatkan kunci darinya tetapi tidak berhasil," kata kepala polisi kepada media the New Straits Times (NST).
"Ketika dia gagal menghubungi almarhum, agen properti, bersama dengan perwakilan dari manajemen kondominium, pergi ke unitnya (kamarnya)," polisi melanjutkan.
Sesampainya di unit apartemen O'Reilly, mereka menemukan tubuh warga negara irlandia itu telah berlumuran darah, tergeletak di kamar tidur utama.
Saat agen properti tidak bisa menghubungi O'Reilly pada Senin, 4 Maret 2019, ia menelepon perusahaan korban di Singapura. Pihak perusahan mennyarankan agar ia mencari bantuan agar dapat memasuki unit apartemen.
Rekaman CCTV
Che Zaimani mengatakan kepada media hasil rekaman CCTV. Kamera pengintai yang terletak di lobi kondominium menunjukkan empat pria (satu India, tiga lainnya berkulit kaukasoid) termasuk korban, memasuki lift menuju unitnya di lantai 12 pada Jumat 1 Maret 2019 malam. Mereka berempat meninggalkan gedung beberapa menit kemudian.
"Sabtu pagi, seorang pria mendaftarkan diri (ke resepsionis) untuk naik ke unit almarhum," kata Che Zaimani.
"Dan sekitar tengah hari pada hari yang sama, seorang pria, membawa koper dan diyakini sebagai tersangka, meninggalkan gedung," lanjutnya.
Che Zaimani mengatakan bahwa almarhum dipercaya telah meinggal kurang dari 24 jam sebelum akhirnya ditemukan. saat ditemukan, korban diikat dengan tali sepatu. Khusus bagian kaki, diikat dengan selembar kain.
Proses identifikasi lebih lanjut akan dilakukan, khususnya untuk memastikan penyebab kematian O'Reilly. kasus akan diusut hingga tuntas, dengan pelaku terancam dijatuhi hukuman sesuai pasal 302 KUHP.
Advertisement