Penembakan di Masjid Selandia Baru, Nasib 1 WNI Belum Diketahui Keberadaannya

Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) juga terkena dampak insiden penembakan di masjid Selandia Baru.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Mar 2019, 07:17 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2019, 07:17 WIB
Penembakan di Masjid Selandia Baru
Seorang pria menggunakan telepon genggamnya dekat polisi bersenjata setelah insiden penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). (AP Photo/Mark Baker)

Liputan6.com, Christchurch - Penembakan di masjid Selandia Baru tercatat menelan korban tewas hingga 49 orang dan mengakibatkan puluhan lainnya luka-luka.

Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) juga terkena dampak insiden penembakan di masjid Selandia Baru itu. Mereka berada di sana saat kejadian untuk salat Jumat.

Kementerian Luar Negeri RI, melalui informasi yang dihimpun oleh KBRI Wellington, menyatakan bahwa untuk sementara, ada 8 WNI yang terdampak kasus penembakan di masjid Selandia Baru, tepatnya di Christchurch pada Jumat 15 Maret 2019. Laporan itu memperbarui kabar mengenai jumlah WNI yang terdampak, yang sebelumnya disebut hanya berjumlah enam orang.

Dari total delapan, enam WNI terdampak di Masjid Al Noor, namun satu di antaranya hingga saat ini masih hilang kontak dengan pihak kedutaan. Sementara dua lainnya terdampak di Masjid Linwood (Linwood Islamic Centre), diketahui terluka namun tengah mendapat perawatan medis. Kedua TKP berada di area kota Christchurch.

"Dari 6 (enam) WNI yang diketahui berada di Masjid Al Noor pada saat kejadian penembakan hari ini, 5 (lima) orang telah melaporkan ke KBRI Wellington dalam keadaan sehat dan selamat," jelas KBRI Wellington dalam pernyataan yang diterima Liputan6.com, Jumat (15/3/2019).

"Sementara 1 (satu) orang atas nama Muhammad Abdul Hamid masih belum diketahui keberadaannya," lanjut pernyataan itu.

Sementara dari Masjid Linwood, KBRI Wellington menerima kabar bahwa terdapat 2 (dua) WNI (seorang ayah dan anaknya) yang tertembak.

"Kondisi sang ayah atas nama Zulfirman Syah masih kritis dan dirawat di ICU RS Christchurch Public Hospital. Sementara anaknya dalam keadaan yang lebih stabil," lanjut KBRI.

Hingga kini KBRI di Wellington, Selandia Baru masih terus melakukan pemantauan dan menyiapkan bantuan kekonsuleran, terkait peristiwa penembakan tersebut.

Penembakan pada hari Jumat itu menewaskan 49 orang, 41 di antaranya meninggal di Masjid Al-Noor, 7 orang di Masjid Linwood, dan seorang lagi meninggal di Christchurch Public Hospital.

KBRI sejauh ini telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh warganegara Indonesia di Selandia Baru agar tetap tenang dan waspada, serta mematuhi imbauan pihak keamanan. WNI di Christchurch serta sejumlah kota lain yang informasinya tercatat di KBRI Wellington juga telah dihubungi untuk mengetahui keberadaan mereka.

Dalam keterangan itu, KBRI juga menyatakan terus memantau keadaan di lokasi penembakan Selandia Baru, termasuk di bandara Christchurch, dalam rangka pengiriman bantuan dan tim konsuler ke sana.

Bandara Christchurch sendiri sejak Jumat sore ditutup otoritas setempat demi alasan keamanan.

Untuk informasi lebih lanjut dan bantuan konsuler KBRI Wellington tetap membuka hotline dengan nomor +64211950980, +6421366754, dan +64223812065.

Saksikan juga video berikut ini:

Data Sementara

Penembakan di Masjid Selandia Baru
Sejumlah ambulans terparkir setelah penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Saksi mata mengatakan kepada wartawan New Zealand Stuff bahwa dia mendengar setidaknya 20 tembakan. (AP Photo/Mark Baker)

Staf KBRI, Adek Triana Yudhaswari mengatakan kepada Liputan6.com pada Jumat sore WIB bahwa data itu masih bersifat sementara.

"Semoga tidak bertambah," jelas Adek melalui pesan singkatnya kepada Liputan6.com.

Ia juga menjelaskan bahwa hari Jumat pihak kedutaan belum bisa menjangkau Christchurch karena otoritas menutup bandara setempat pasca-kejadian penembakan di masjid Selandia Baru.

"Bandara di Christchurch setelah kejadian (penembakan) ditutup. Besok (Sabtu) pak Dubes (RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya) dan staf akan kesana," jelasnya.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyebut penembakan di masjid itu sebagai salah insiden terkelam dalam sejarah Negeri Kiwi.

Salah satu pelaku, yang bernama Brenton Tarrant diketahui berpemahaman "eksremis sayap kanan" namun tidak masuk dalam daftar teroris pemerintah Selandia Baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya