Liputan6.com, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan pada Rabu 12Â Juni 2019 bahwa ia akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela pertemuan G20 di Jepang akhir bulan ini.
"Saya akan bertemu dengan Putin pada acara G20," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (13/6/2019).
Baca Juga
Pemimpin AS itu mengatakan bulan lalu, ia akan bertemu dengan Vladimir Putin pada konferensi G20, tetapi Rusia pada waktu itu belum menyepakati tentang pertemuan bilateral.
Advertisement
Pertemuan tatap muka terakhir Donald Trump dengan Putin adalah di Helsinki pada Juli 2018, ketika keduanya tidak mengikutsertakan stafnya masing-masing, dan ini merupakan perbedaan yang sangat besar dari praktik diplomasi yang normal.
"Kedua pemimpin akan mendiskusikan relasi AS-Rusia dan berbagai isu keamanan nasional," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari CNBC Jumat 29 Juni 2018.
Sementara itu, Penasihat Kepresidenan Bidang Kebijakan Luar Negeri Rusia, Yuri Ushakov mengatakan bahwa Helsinki dipilih sebagai lokasi pertemuan tingkat tinggi atas kehendak kedua pemimpin.
Ushakov menambahkan, persiapan juga tengah dilaksanakan jelang pertemuan tersebut.
Pengumuman itu datang usai kunjungan Penasihat Kepresidenan Bidang Keamanan Nasional AS, John Bolton ke Kremlin, Moskow pada Rabu 27 Juni. Dalam kesempatan itu, Bolton melaksanakan pertemuan tatap muka dengan Presiden Putin, di mana kedua belah pihak membahas persiapan KTT, pengendalian senjata nuklir, dan masalah bilateral lainnya.
Pertemuan antara Donald Trump dan Vladimir Putin ini akan menjadi pertemuan pertama kedua pemimpin, sejak mereka bertemu di KTT G20 pada Juli 2017.
Sejumlah pihak, terutama sekutu AS dan pengkritik Rusia dinilai was-was menanti pertemuan Trump-Putin.
Inggris salah satunya. Sekutu lama AS itu khawatir bahwa pertemuan Trump-Putin akan menghasilkan hubungan Washington-Moskow yang membaik, ketika London justru tengah bersitegang dengan Negeri Beruang Merah menyusul kasus peracunan Sergei Skripal pada Maret 2018 lalu.
Banyak pihak juga menilai bahwa Pakta Aliansi Militer Atlantik Utara (NATO) turut mengkhawatirkan hal serupa. Karena, pertemuan Trump-Putin berlangsung di tengah ketegangan hubungan antara AS dengan dua negara anggota NATO, Jerman dan Kanada --yang dipicu isu perdagangan-- baru-baru ini.
Di sisi lain, Donald Trump pada berbagai kesempatan telah mengutarakan keinginannya agar Gedung Putih mampu memiliki hubungan yang lebih baik dengan Kremlin --meski pada waktu yang bersamaan, sanksi ekonomi yang diterapkan AS terhadap Rusia semakin mengetat dan meningkat belakangan terakhir.
Sedangkan, kedua belah pihak juga telah berselisih mengenai beragam isu, mulai dari dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016, konflik di Ukraina dan Suriah, keamanan siber, kebijakan NATO dan senjata nuklir.
Hubungan antara kedua negara saat ini, secara luas dilihat sebagai yang terburuk sejak perang dingin.
Rusia dan AS sempat menutup konsulat dan mengusir ratusan diplomat dalam aksi balasan selama kejatuhan diplomatik.
Pertemuan Pertama
Pertemuan pada Juli 2018 itu menjadi perjumpaan resmi antara Donald Trump dan Vladimir Putin pertama, sejak mereka bertemu di KTT G20 pada Juli 2017.
Di Washington, Presiden Trump menyarankan kota Wina atau Helsinki sebagai tempat yang memungkinkan untuk pertemuan terkait. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menonton wawancara Bolton-Putin di televisi tetapi belum menerima "laporan lengkap" tentang hasilnya.
"Sepertinya kita mungkin akan bertemu dalam waktu tidak lama lagi, dan saya telah mengatakannya sejak hari pertama bercengkerama dengan pemimpin Rusia dan China, dan menurut saya, itu hal yang baik," kata Presiden Trump di Oval Office.
Berbicara kepada wartawan pada Rabu malam, Bolton mengatakan: "Saya tidak berpikir itu tidak biasa bagi para pemimpin Rusia dan AS untuk bertemu."
"Trump dan Putin berpikir sekarang adalah waktu bagi mereka untuk bertemu. Komunikasi langsung antara keduanya adalah yang terbaik bagi Amerika Serikat," lanjut Bolton.
Dalam lawatannya ke Moskow menjelang pertemuan antara Donald Trump dan Vladimir Putin, Bolton bersama duta besar AS untuk Moskow, Jon Huntsman, juga bertemu dengan beberapa pejabat penting Rusia, seperti Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, dan salah seorang penasihat Kremlin, Yuri Ushakov.
"Saya harus mengatakan dengan menyesal bahwa hubungan Rusia-Amerika tidak dalam bentuk terbaiknya," kata Putin kepada Bolton.
"Saya sudah mengatakan ini berulang kali di depan umum, dan saya mengatakan ini kepada Anda sekarang. Saya pikir ini adalah sebagian besar hasil dari perjuangan politik internal yang akut di dalam AS itu sendiri. "
Dia menambahkan, "Kedatangan Anda di Moskow memberi kami harapan bahwa kami dapat membuat langkah pertama untuk menghidupkan kembali hubungan penuh antara AS dan Rusia."
Advertisement