Ancam Demonstran Hong Kong, China: Siapa Bermain Api Akan Binasa

Pemerintah China kembali mengancam demonstran Hong Kong, kali ini paling keras yang pernah disampaikan.

oleh Siti Khotimah diperbarui 06 Agu 2019, 17:29 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2019, 17:29 WIB
Ilustrasi bendera Republik Rakyat China (AP/Mark Schiefelbein)
Ilustrasi bendera Republik Rakyat China (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China kembali memperingatkan para demonstran Hong Kong pada hari ini, Selasa 6 Agustus 2019. Beijing mengatakan pengunjuk rasa tidak boleh meremehkan "kekuatan besar pemerintah pusat."

"Kami ingin menjelaskan kepada sekelompok kecil penjahat yang tidak bermoral dan kejam serta pasukan kotor di belakang mereka - mereka yang bermain api akan binasa karenanya," kata China dalam sebuah dokumen, lapor Channel News Asia dikutip Selasa (6/8/2019).

"Pada akhirnya, mereka akan dihukum," lanjut dokumen yang sama.

Pernyataan itu datang sebagai peringatan kuat dari China atas protes yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir. Khususnya, dengan adanya kekacauan akibat bentrok selama berminggu-minggu.

Demonstrasi yang dimaksud awalnya disebabkan oleh RUU ekstradisi yang akan memungkinkan warga Hong Kong untuk diadili oleh pemerintah China daratan. Namun, gerakan itu berkembang masif hingga menuntut reformasi demokrasi.

Saat ini, pemerintah di Beijing masih dengan tegas mendukung kepolisian Hong Kong yang terlibat bentrok dengan demonstran beberapa waktu terakhir. Tak hanya itu, China juga tengah bersikukuh mempertahankan kepemimpinan Carrie Lam yang menghadapi tuntutan dari massa aksi untuk mengundurkan diri.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Carrie Lam Berdalih Akan Perbaiki Hukum

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam (AFP/Anthony Wallace)
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam (AFP/Anthony Wallace)

Sementara itu Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menyatakan tidak akan mundur dari pemerintahan di tengah meluasnya unjuk rasa. Ia beralasan akan "fokus memperbaiki hukum dan ketertiban di kota itu".

Pernyataan diberikan Lam dalam konferensi pers pada Senin 5 Agustus 2019, membantah tuntutan para demonstran pro-demokrasi yang telah melakukan unjuk rasa di seluruh kota sejak beberapa waktu lalu.

"Protes dan pawai baru-baru ini telah memperlihatkan adanya kekerasan yang meningkat," kata Lam seperti dikutip dari Channel News Asia. Ia menambahkan, Hong Kongsaat ini telah didorong ke ambang situasi yang berbahaya.

"Kekerasan yang meluas atas nama tuntutan tertentu atau gerakan tidak kooperatif telah secara serius merusak hukum dan ketertiban Hong Kong," tutur Lam. "Mendorong kota kita, kota yang kita semua cintai... ke ambang situasi yang sangat berbahaya."

"Sebagian besar warga Hong Kong menghadapi kecemasan atas kehidupan sehari-hari mereka. Beberapa dari mereka tidak tahu apakah mereka masih dapat menumpang transportasi umum, sementara yang lain sekarang tengah terhalang dalam perjalanan menuju tempat bekerja," lanjutnya mencoba menjelaskan situasi kota dari sudut pandangnya.

Dalam kesempatan yang sama ia menyayangkan para pengunjuk rasa yang terus mogok dan longmars meski RUU telah diumumkan "telah mati".

"Pemerintah akan tegas dalam menjaga hukum dan ketertiban di Hong Kong dan memulihkan kepercayaan; Inilah saatnya bagi kita untuk bersatu untuk mengesampingkan perbedaan untuk mengembalikan ketertiban dan mengatakan tidak kepada kekacauan."

"Saya berani mengatakan mereka (para pemrotes) berusaha menghancurkan Hong Kong," kata Lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya