Ini Penjelasan Kenapa Menikah di Usia 30-an Berpotensi Punya Anak Cerdas

Benarkah ibu yang melahirkan di usia 30-an berpotensi memiliki anak yang cerdas?

oleh Siti Khotimah diperbarui 10 Agu 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2019, 19:40 WIB
Meghan Markle dan Pangeran Harry
Meghan Markle dan Pangeran Harry tampil pertama kali dengan buah hati. (Dominic Lipinski / POOL / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Budaya menikah memang sangat beragam di berbagai belahan dunia. Sebagian negara terbiasa menggelar pernikahan ketika mempelai masih berumur kepala dua, sementara yang lain di usia lebih dari 30 tahun.

Berbagai studi tentang usia pernikahan menunjukkan hasil yang beragam. Misalnya, pernikahan usia 20-an dianggap baik secara kesehatan, khususnya bagaimana sang calon ibu kelak dapat melahirkan dengan aman.

Namun, ada kabar baik bagi Anda yang memilih melangsungkan pernikahan pada usia 30-an, dan berencana memiliki anak setelahnya. Melansir Brightside.me pada Sabtu (10/8/2019), sebuah penelitian menemukan bahwa memiliki anak setelah Anda berumur 30 tahun memiliki kemungkinan positif. Yakni, putra atau putri Anda berpotensi cerdas.

Simak pula video pilihan berikut:

Ibu Berusia 30-an Melahirkan Anak yang Cerdas

Para perempuan dengan IQ tertinggi di dunia
Ilustrasi ibu berusia 30-an (Foto: unsplash.com)

Sebagian besar penelitian tentang pernikahan dengan usia perempuan tua, hanya berkutat pada risiko bagi calon ibu saat melahirkan. Tidak banyak yang mempertimbangkan manfaat untuk anak-anak jika ibu mereka berumur.

Sebuah penelitian di Inggris oleh A. Goisis dari London School of Economics menunjukkan, terdapat hubungan antara usia ibu saat melahirkan dengan perkembangan anak. Studi yang diterbitkan dengan judul How Are Children of Older Mothers Doing? Evidence from the United Kingdom itu melihat sekitar 18.000 anak yang terdaftar dalam Millennium Cohort Study.

Penelitian yang dimaksud menemukan, ibu yang memiliki anak pertama pada usia 30-39 tahun cenderung memiliki anak yang lebih cerdas daripada ibu yang berusia 20-29.

Yakni, ditunjukkan dengan bukti di mana anak-anak berusia 5 tahun yang lahir dari ibu yang melahirkan di usia 30-an umumnya mendapat skor lebih tinggi pada tes kognitif dibandingkan dengan anak-anak berusia 5 tahun dari ibu yang lebih muda.

Temuan ini sejalan dengan penelitian di Swedia, di mana anak-anak yang lahir dari ibu usia 35-39 saat melahirkan, memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi. Sementara tertinggi kedua adalah anak-anak dari ibu berusia 30-34 pada saat melahirkan.

Ini Alasannya

Hari Anak Nasional: Belajar Jadi Ibu yang Pengertian
Peringati Hari Anak Nasional dengan mencoba belajar jadi ibu yang pengertian melalui pola asuh mindful parenting. (Ilustrasi: Pexels.com/Pixabay)

Jika Anda mempertanyakan mengapa usia seorang ibu saat melahirkan mungkin memengaruhi seberapa pintar seorang anak, maka berikut jawabannya.

Menurut peneliti, Alice Goisis, "Ibu yang berusia 30-an, misalnya, cenderung lebih berpendidikan, memiliki pendapatan lebih tinggi, lebih mungkin berada di hubungan yang stabil, memiliki gaya hidup yang lebih sehat, mencari perawatan sebelum melahirkan, serta telah merencanakan kehamilan mereka."

Namun Tidak dengan Usia Terlalu Tua

[Bintang] Ibu dan Bayi
Ilustrasi orang tua dan bayi. (Sumber Foto: Pexels)

Penelitian yang sama menemukan, menunda kehamilan tidak serta merta memberikan banyak keuntungan. Setelah Anda berusia 40 tahun, Anda memiliki peluang yang lebih sedikit untuk memiliki anak yang lebih pintar.

Namun, hal itu mungkin karena hanya terdapat sekitar 50 ibu yang berusia 40 tahun ke atas; yang turut diteliti.

Meski demikian, dalam studi Swedia, anak 16 tahun yang lahir dari ibu berusia 40-44 tahun lebih cerdas dibanding ibu yang melahirkan pada usia 20-an.

Mereka yang lahir dari ibu berusia 45 tahun ke atas hanya sedikit lebih buruk daripada mereka yang ibunya berusia 25-29 tahun, dan lebih baik daripada anak-anak dengan ibu yang lebih muda dari itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya