Bom Mobil Tewaskan 19 Orang di Kota Suriah yang Dikendalikan Turki, ISIS atau...

Sebuah bom mobil menewaskan 19 orang, 13 di antaranya warga sipil, di kota Al-Bab yang dikontrol Turki di Suriah bagian utara, pada Sabtu (16/11), kata seorang pengamat perang.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 17 Nov 2019, 13:31 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2019, 13:31 WIB
Turki Mulai Operasi Militer Sasar Kurdi di Suriah
Asap mengepul setelah Turki mengebom perbatasan Suriah terlihat dari Akcakale di Provinsi Sanliurfa, Turki, Rabu (9/10/2019). Milisi Kurdi melaporkan adanya bombardir intens jet tempur Ankara di desa sipil dan pos militer Ras al-Ain, Tal Abyad, Qamishli, dan Ain Issa. (AP Photo/Lefteris Pitarakis)

Liputan6.com, Al-Bab - Sebuah bom mobil menewaskan 19 orang, 13 di antaranya warga sipil, di kota Al-Bab yang dikontrol Turki di Suriah bagian utara, pada Sabtu (16/11), kata kelompok pengamat perang.

Bom itu, yang menghantam sebuah stasiun bus dan taksi di kota itu, juga melukai 33 orang, beberapa di antaranya terluka serius, menurut Observatory for Human Rights yang bermarkas di Inggris, seperti dikutip dari the Strait Times, Minggu (17/11/2019).

Turki dan proksi Suriah-nya mengendalikan beberapa kantong wilayah di sisi perbatasan Suriah sebagai akibat dari serangan berturut-turut pada 2016-17, 2018 dan 2019.

Tidak ada klaim pertanggungjawaban langsung atas pemboman itu, tetapi Observatorium mengatakan telah terjadi insiden keamanan yang terus-menerus di kota itu sejak penangkapannya oleh pasukan Turki dari ISIS sejak Februari 2017.

Kota itu, sekitar 30 km sebelah timur laut dari kota terbesar kedua Suriah, Aleppo, adalah salah satu benteng paling barat dari "kekhalifahan" para militan teroris yang akhirnya mengalami kekalahan teritorial dari gempuran pasukan Kurdi yang didukung AS di Suriah timur sejak Maret 2019.

Simak video pillihan berikut:

Turki Tuduh Kelompok Kurdi sebagai Dalang

Ilustrasi ledakan bom
Ilustrasi ledakan bom (iStockPhoto)

Di sisi lain, Turki melempar telunjuk atas insiden terbaru kepada Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), sebuah sayap militer Partai Pekerja Kurdi di Turki (PKK) yang oleh Ankara dilabel sebagai teroris dan telah menjadi objek sasaran operasi militer mereka sejak Oktober 2019.

Gerilyawan Kurdi, kata Kemhan Turki, "terus menargetkan warga sipil tak berdosa menggunakan metode yang sama seperti ISIS," kata kementerian di akun Twitter.

Invasi Turki terbaru, yang bertujuan menciptakan zona penyangga (buffer zone) di sepanjang perbatasan, memicu protes dari negara Barat karena peran kunci yang dimainkan YPG dalam kampanye pimpinan AS melawan ISIS.

Operasi terbaru berhenti setelah Turki mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Rusia, pendukung utama pemerintah Suriah, untuk bersama-sama berpatroli di daerah perbatasan dan mengawasi penarikan pejuang Kurdi dari kantong baru yang dikontrol Turki di antara kota-kota Tal Abyad dan Ras al-Ain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya