Liputan6.com, Bali - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor Leste Dionisio Soares. Sesi itu dilaksanakan di sela-sela kegiatan Forum Demokrasi Bali (Bali Democracy Forum/BDF) ke-12 di Nusa Dua, Bali pada Kamis 5 Desember 2019.
Seperti disampaikan dalam keterangan tertulis Kemlu RI yang diterima di Jakarta,Ā Jumat (6/12/2019), seperti dikutip dari Antara News, pertemuan antara Menlu RI dan Menlu Timor Leste itu membahas upaya kerja sama di wilayah perbatasan kedua negara.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno menyampaikan apresiasi atas partisipasi konsisten Timor-Leste pada BDF, dan menilai meskipun Indonesia dan Timor-Leste merupakan negara demokrasi yang relatif muda, kedua negara dapat berbagi banyak pengalaman dengan dunia.
Advertisement
Selain itu, kedua Menlu juga membahas sejumlah isu hubungan bilateral kedua negara, termasuk negosiasi batas darat dan kerja sama ekonomi, khususnya di daerah perbatasan.
Mengenai masalah perbatasan, pemerintah Indonesia dan Timor Leste belum lama ini pada Juli 2019 telah merampungkan perundingan mengenai perbatasan darat antara kedua negara. Untuk itu, Indonesia dan Timor Leste sudah mencapai kesepakatan mengenai perbatasan darat.
Dua batas darat yang telah disepakati pemerintah kedua negara berada di wilayah antara Noel Besi-Citrana dan Bidjael Sunan-Oben. Selain itu, Indonesia dan Timor Leste juga menyepakati pengaturan teknis terkait daerah Haumeniana-Passabe dan Motain-Batugede.
Perbatasan Noel Besi-Citrana merupakan wilayah di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan Oecusse-Ambeno, bagian wilayah Timor Leste. Sedangkan Bidjael Sunan-Oben merupakan wilayah yang berada di Manusasi, Kabupaten Timor Tengah Utara.
Kesepakatan batas darat Indonesia-Timor Leste itu dapat menjadi dasar untuk menentukan batas maritim antara kedua negara.
Ā
Peningkatan Kesejahteraan
Selain itu, Menlu RI dan Menlu Timor Leste juga sepakat mengenai perlunya upaya terus-menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di perbatasan, termasuk melalui kerja sama trilateral lewat pelatihan bagi petani.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat Indonesia dan Timor-Leste yang tinggal di perbatasan tidak hanya mendorong pembangunan ekonomi, tetapi juga dapat mendukung terciptanya lingkungan damai.
Advertisement