Gelombang Panas Ekstrem, Pria Australia Memasak Daging di Jok Mobil

Dikarenakan gelombang panas yang dahsyat, seorang pria Australia memasak daging babi di jok mobil miliknya.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2019, 15:53 WIB
Diterbitkan 18 Des 2019, 15:53 WIB
Stu Pengelly, pria Australia, memanggang daging babi di kap mobilnya dengan memanfaatkan gelombang panas.
Stu Pengelly, pria Australia, memanggang daging babi di kap mobilnya dengan memanfaatkan gelombang panas. (Facebook/Stu Pengelly)

Liputan6.com, Perth - Badan Meteorologi Australia mengatakan gelombang panas pada Selasa 17 Desember 2019 memecahkan rekor sebelumnya, yang mencapai 40,3 derajat Celcius pada 7 Januari 2013.

Dikarenakan fenomena gelombang panas di Australia yang begitu parah, seorang pria bahkan bisa memasak daging menggunakan mobilnya. Ia memposisikan mobilnya sebagai oven untuk memanggang daging babi.

Mengutip CBS News, Rabu (18/12/2019), Stu Pengelly, pria asal Perth, sengaja meninggalkan 1,5 kg daging babi di kursi mobil Datsun Sunny miliknya selama 10 jam. Saat itu suhu di Australia Barat melonjak hingga 102 derajat Fahrenheit atau sekitar 38 derajat Celcius.

Pengelly kemudian mengunggah foto di Facebook, memperlihatkan potongan daging babi yang sudah matang. Unggahan tersebut mendapat respons dari pengguna lainnya, beberapa bercanda dan bahkan meminta untuk diundang ke acara memanggang selanjutnya.

Dilaporkan Channel News Asia, dia juga memperingati agar orang-orang tidak meninggalkan seseorang atau barang berharga di dalam mobil yang panas bahkan untuk beberapa menit saja. “Dan jika Anda melihat anak kecil atau anjing di dalam mobil yang panas, jangan ragu untuk memecahkan jendela dan mengeluarkan mereka segera mungkin," tambahnya. 

Pengelly menjadikan percobaan memasak daging ini sebagai peringatan kepada orang lain tentang bahaya dari gelombang panas yang saat ini sedang terjadi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekor Suhu Terpanas

ilustrasi gelombang panas.
ilustrasi gelombang panas. (Source: Reuters)

Australia telah mengalami hari terpanas dalam rekor dengan suhu rata-rata nasional mencapai 40,9 derajat Celcius (setara dengan 105,6 derajat Fahrenheit), kata para ahli meteorologi.

Mengambil rata-rata suhu maksimum di seluruh negeri adalah cara mengukur yang paling akurat untuk gelombang panas. Rekor ini muncul ketika Australia menghadapi krisis kekeringan dan kebakaran hutan yang parah.

Diperkirakan juga panas terberat akan datang akhir pekan ini, yang berarti rekor bisa dipecahkan lagi. Ketika ratusan kebakaran terjadi, Perdana Menteri Scott Morrison telah dikritik karena tanggapannya terhadap bencana alam dan kebijakan iklim pemerintahnya. Demikian mengutip dari BBC, Rabu, 18 Desember 2019.

Apa Penyebab Gelombang Panas?

ilustrasi gelombang panas.
ilustrasi gelombang panas. (source: thinkprogress.org)

Pada awal minggu, Perth, ibu kota Australia Barat, mencatat tiga hari berturut-turut di atas 40 derajat Celcius, rekor untuk bulan Desember. Pada Selasa 16 Desember, beberapa daerah di seluruh penjuru negeri mencatat suhu di atas 45 derajat Celcius.

Australia memanas minggu ini ketika massa udara panas menghantam timur melintasi benua, dengan para ahli meteorologi memperkirakan "kondisi gelombang panas yang parah hingga ekstrem."

Penggerak iklim yang dominan di balik panas adalah Indian Ocean Dipole (IOD), merupakan sebuah peristiwa di mana suhu permukaan laut lebih hangat di bagian barat lautan, lebih dingin di timur.

Perbedaan antara kedua suhu saat ini adalah yang terkuat dalam 60 tahun. Perairan yang lebih hangat menyebabkan hujan yang lebih tinggi dari rata-rata di wilayah Samudra Hindia bagian barat, menyebabkan banjir, dan kondisi yang lebih kering di Asia Tenggara dan Australia.

Seberapa Besar Dampak Gelombang Panas?

ilustrasi gelombang panas tinggi.
ilustrasi gelombang panas tinggi. (iStockphoto)

Gelombang panas adalah bencana alam paling mematikan di Australia dan telah menewaskan ribuan orang lebih banyak daripada kebakaran hutan atau banjir.

Gelombang panas mengakibatkan bencana alam seperti kebakaran hutan, kekeringan, dan banjir yang selalu terjadi di Australia menjadi lebih sering dan lebih parah. Lalu, gelombang panas yang terjadi ebih dari satu minggu pada bulan Januari juga menyebabkan kematian massal satwa liar, memicu kebakaran hutan dan menyebabkan peningkatan penerimaan rumah sakit.

"Iklim Australia semakin dipengaruhi oleh peringatan global dan variabilitas alami terjadi di atas tren latar belakang ini," jelas Badan Meteorologi Australia.

Wilayah yang luas di negara ini berjuang melalui tahun kedua dan ketiga kekeringan. Menurut pengukuran untuk 2019 sejauh ini, tahun ini merupakan yang paling kering di Australia dalam lebih dari seabad.

Musim panas lalu (2018-2019) tercatat sebagai yang terpanas Australia, karena suhu rata-rata melonjak melewati 30 derajat Celcius (setara dengan 86 derajat Fahrenheit) untuk pertama kalinya.

Reporter: Jihan Fairuzzia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya