Liputan6.com, London - Seorang pelajar asal Singapura di London mengalami penyerangan fisik setelah bereaksi terhadap orang yang berkomentar terkait rasnya dan COVID-19 atau Virus Corona baru.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (3/3/2020), Jonathan Mok (23) yang sedang berjalan di Oxford Street di London pada 24 Februari mendengar komentar rasis dan kata "coronavirus" dari beberapa pemuda yang lewat di hadapannya.
Advertisement
Baca Juga
Mok kemudian berbalik untuk menegur mereka, hal itu ia lakukan karena tak mau dianggap bahwa orang Asia kebanyakan lemah dan mau diintimidasi.
"Saya sangat marah. Orang-orang itu menjadikan saya sebagai sasaran," katanya kepada CNA.
Mok tinggal di London selama dua tahun saat belajar di UCL, tetapi melakukan perjalanan kembali ke Singapura selama liburan musim panasnya.
Setelah berbalik badan dan mendekati sekelompok pemuda tersebut, Mok lantas berkata: "Jangan coba-coba menatapku."
Usai beradu argumen, sekumpulan pemuda di Inggris itu memukul seta menendang Mok.
Pria yang menendang Mok berkata: "Saya tidak ingin Virus Corona ada di negara saya."
Akibat pengeroyokan tersebut, hidung Mok berdarah. Bagian matanya lebam gara-gara pukulan keras yang mendarat pada bagian tersebut.
Kelompok pemuda yang melakukan pemukulan terhadap WN Singapura itu kabur sebelum polisi tiba di lokasi kejadian.
Setelah pemukulan dan kondisi Mok dianggap cukup serius, maka ia dibawa menuju rumah sakit dengan ambulans.
Tindakan Polisi Setempat
Mendengar kesaksian Mok, polisi langsung melakukan penyelidikan dengan melihat rekaman CCTV.
Layanan Kepolisian Metropolis London mengkonfirmasi kejadian yang terjadi pada Selasa 24 Februari 2020 dan langsung menyelidiki serangan rasial yang terjadi di sepanjang Oxford Street tersebut.
"Korban dipukul dan mengalami luka di wajah," kata polisi.
"Investigasi sedang dilakukan untuk mengidentifikasi para tersangka, termasuk rekaman CCTV yang tersedia," kata mereka.
Advertisement
Kekesalan Pria Mok
Mok mengatakan kepada CNA bahwa dia marah karena tahu dia kalah jumlah, dan tidak bisa melawan karena mereka semua lebih tinggi darinya.
Mok mengatakan dia telah mendengar komentar rasis serupa lainnya. Bahkan sejumlah temannya mendapat komentar serupa.
"Saya punya teman yang ditolak oleh toko-toko di kota Eropa lain karena mereka adalah keturunan China," ujar Mok.
"Pemilik toko hanya berujar, saya tidak ingin ada Virus Corona," jelasnya.
Mok mengatakan kepada CNA bahwa dia sekarang lebih waspada saat berada di tempat umum. Namun ia tetap berusaha agar hal itu tidak terlalu mempengaruhinya.
"Aku melakukan semuanya seolah itu normal. Aku tidak takut pada orang-orang ini dan aku menolak untuk membiarkan mereka berpikir aku takut pada mereka."