Liputan6.com, Teheran - Amerika Serikat menilai bahwa Iran telah berhasil meluncurkan satelit militer ke orbit untuk pertama kalinya pada Rabu, 22 April 2020.
Langkah ini dipandang sebagai langkah signifikan karena program luar angkasa negara itu menggunakan teknologi yang sama yang akan diperlukan untuk meluncurkan rudal balistik antarbenua.
Dikutip dari laman CNN, Amerika Serikat juga menilai bahwa pencapaian ini akan meningkatkan kemampuan Teheran untuk menyerang target musuh.
Advertisement
Baca Juga
Komando Luar Angkasa AS melacak dua objek di orbit yang diluncurkan dari dalam Iran, menurut salah satu pejabat.
Satunya adalah badan roket dan yang lainnya dinilai sebagai satelit. Badan roket mungkin masih berada di orbit karena program Iran tidak cukup canggih untuk menyempurnakan masuknya kembali ke atmosfer.
Sebelumnya pada hari Rabu, Jenderal John Hyten, wakil ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan AS sedang melacak peluncuran itu dengan seksama tetapi menolak untuk mengkonfirmasi bahwa satelit telah mencapai orbit.
Hyten mengatakan peluncuran yang sukses berarti Iran "memiliki kemampuan untuk mengancam tetangga mereka dan sekutu kami."
"Dan kami ingin memastikan bahwa mereka tidak akan pernah mengancam Amerika Serikat. Jadi kami sangat memperhatikannya."
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan bahwa Iran perlu "dimintai pertanggungjawaban" untuk peluncuran itu, yang katanya melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Pada hari Rabu pagi Presiden Donald Trump buka suara lewat akun Twitter-nya. Trump mengatakan bahwa ia telah memerintahkan Angkatan Laut AS untuk "menembak jatuh dan menghancurkan semua dan semua kapal perang Iran" yang mengganggu Amerika Serikat.
"Saya telah menginstruksikan Angkatan Laut Amerika Serikat untuk menembak jatuh dan menghancurkan setiap dan semua kapal perang Iran jika mereka mengganggu kapal kami di laut," tulis Trump.
Tweet itu adalah ancaman provokatif terbaru yang dibuat Trump terhadap Teheran di tengah pengawasan penanganan pandemi Virus Corona COVID-19 yang sedang berlangsung dan menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan kesalahan perhitungan antara kedua musuh lama itu.
Keberhasilan meluncurkan satelit militer ke orbit ini terjadi setelah ketegangan antara AS dan Iran meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Januari 2020, AS membunuh pejabat kedua Iran yang paling kuat, Jenderal Qasem Soleimani.
Awal bulan ini, Trump, tanpa mengutip bukti apa pun, mengklaim bahwa pemerintahannya memiliki informasi bahwa "Iran atau kuasanya sedang merencanakan serangan diam-diam terhadap pasukan dan atau aset AS di Irak."
Dia memperingatkan "harga mahal" akan dibayar jika tindakan seperti itu dilakukan.Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran sebelumnya mengatakan pada Rabu, 22 April 2020 bahwa peluncuran Satelit Noor telah berhasil.
Itu dilakukan di gurun pasir tengah Iran, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh IRGC.
Simak video pilihan berikut:
Catatan Program Iran
Sejauh ini pihak CNN belum dapat memverifikasi secara independen keberhasilan peluncuran. Ada beberapa upaya gagal untuk meluncurkan satelit serupa.
Iran telah memiliki program kendaraan peluncuran luar angkasa yang berkembang yang bertujuan menempatkan satelit dengan rudal mereka ke ruang angkasa.
Menurut Badan Intelijen Pertahanan, Teheran telah melakukan beberapa peluncuran sukses program dua tahap yang dikenal sebagai Safir, dimulai pada tahun 2008.
Pada Juli 2017 dan Januari 2019, pihaknya meluncurkan roket pendorong peluncuran ruang angkasa dua tahap yang lebih besar tetapi gagal untuk menempatkan satelit ke orbit.
CNN melaporkan pada Agustus 2019 bahwa sebuah roket Iran meledak di landasan peluncuran Khomeini Space Center.
Advertisement