Menguap Tanda Lelah? Ini Kata Ahli

Sejumlah teori tentang asal-usul menguap telah da sejak bertahun-tahun lalu. Beberapa bukti menunjukkan bahwa menguap adalah sarana untuk mengkomunikasikan perubahan kondisi tubuh.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Jun 2020, 20:40 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2020, 20:40 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, New York - Mark A. W. Andrews, profesor fisiologi dan direktur program Studi Independen di Lake Erie College of Osteopathic Medicine menjelaskan banyak pertanyaan; Apakah menguap itu tanda seseorang lelah?

Menurut Andrews, menguap tampaknya bukan hanya tanda kelelahan tetapi juga tanda yang jauh lebih umum dari perubahan kondisi di dalam tubuh.

Dikutip dari laman scientificamerican, Jumat (5/6/2020) penelitian telah menunjukkan bahwa kita menguap ketika kita lelah, serta saat bangun, dan pada saat lain ketika keadaan tubuh berubah.

Sejumlah teori tentang asal-usul menguap telah ada sejak bertahun-tahun lalu. Beberapa bukti menunjukkan bahwa menguap adalah sarana untuk mengkomunikasikan perubahan kondisi tubuh atau lingkungan internal kepada orang lain.

Jika demikian, maka sifat menularnya kemungkinan besar merupakan sarana komunikasi dalam kelompok, sebab ini adalah sarana untuk menyinkronkan perilaku.

Menguap adalah refleks stereotip yang ditandai dengan inhalasi dalam tunggal (dengan mulut terbuka) dan peregangan otot-otot rahang.

Ini terjadi pada banyak hewan, termasuk manusia, dan melibatkan interaksi antara otak bawah sadar dan tubuh, meskipun mekanismenya masih belum jelas.

Adapun etiologi menguap, selama bertahun-tahun diperkirakan menguap berfungsi untuk membawa lebih banyak udara karena kadar oksigen yang rendah untuk dirasakan oleh paru-paru.

 

Simak video pilihan berikut:

Menguap Bisa Menular? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Para ilmuwan menyebut kejadian menguap yang menular termasuk suatu jenis "echophenomenon."

Dengan kata lain, menurut laporan dalam jurnal Current Biology yang terbit Kamis, 31 Agustus 2017, aktivitas itu adalah imitasi otomatis terhadap orang lain.

Jenis-jenis lain echophenomenon adalah "echolalia,” yaitu imitasi perkataan seseorang, dan "echopraxia," yaitu imitasi tindakan seseorang.

Untuk meneliti apa yang terjadi pada otak ketika seseorang "tertular" menguap, para peneliti mengamati 36 orang dewasa yang diminta menonton beberapa klip video orang lain dengan menguap.

Ternyata, itu semua benar-benar terjadi. Banyak orang yang menguap setelah melihat video tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya