Brasil Hapuskan Data Akumulasi Kasus Virus Corona COVID-19

Presiden Brasil berkata data total atau akumuluasi Virus Corona (COVID-19) tidak mewakili kondisi sesungguhnya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 07 Jun 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Brasilia - Brasil merupakan negara berkembang dengan kasus Virus Corona (COVID-19) tertinggi di dunia. Berdasarkan data Coronatracker, total kasus di Brasil mencapai 676 ribu kasus. 

Menyikapi hal tersebut, pemerintah Brasil membuat geger dunia dengan menyetop publikasi total jumlah atau akumulasi kasus Virus Corona. Mereka hanya fokus pada kasus dalam 24 jam. 

Dilaporkan BBC, Minggu (7/6/2020), Presiden Brasil Jair Bolsonaro berkata data total tidak mencerminkan kedaan sebenarnya. Pada Sabtu kemarin, Kementerian Kesehatan telah menghapus data kumulatif COVID-19 di situs mereka.

Kemenkes Brasil hanya menyebut ada 27.075 kasus baru dan 904 kematian dalam 24 jam terakhir, serta 10.209 pasien corona yang sembuh.

Bila melihat data Coronatracker, total kasus di Brasil mencapai 676.494 kasus, tertinggi nomor dua di dunia. Sementara, 302 ribu pasien sembuh dan 36 ribu meninggal.

Tingkat persentase kematian di Brasil mencapai 5,3 persen dan persentase kesembuhan 44,7 persen dari keseluruhan.

Presiden Bolsonaro sangatlah kontroversial dalam menangangi epidemi corona di negaranya. Dia bahkan pernah ikut demo menolak lockdown di daerah-daerah Brasil.

Sudah ada dua Menkes Brasil yang lengser sejak epidemi corona terjadi di Brasil.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Update 7 Juni: 6,8 Juta Kasus COVID-19 di Dunia, Demo AS Jadi Sorotan

Demo Kematian George FLoyd Masih Berlanjut di AS
Ribuan orang berkumpul untuk demonstrasi damai dalam mendukung George Floyd dan Regis Korchinski-Paquet dan protes terhadap rasisme, ketidakadilan dan kebrutalan polisi, di Vancouver (31/5/2020). (Darryl Dyck / The Canadian Press via AP)

Tambahan kasus positif Virus Corona (COVID-19) di seluruh dunia masih fluktuatif secara tajam. Totalnya kini ada 6,8 juta kasus positif. 

Bila melihat kurva di situs Our World in Data (7/6/2020), angka kasus harian baru di dunia masih naik-turun sejak 31 Mei lalu. Kasus tertinggi masih berada di AS dengan total 1,9 juta kasus. 

Protes anti-rasisme di AS yang diwarnai bentrokan dengan aparat memancing ribuan warga keluar rumah untuk berdemo. Pakar kesehatan di Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci, mengaku resah atas aksi demo yang bisa menjadi tempat penularan COVID-19.

"Saya sangat khawatir, sama seperti kolega-kolega saya di bidang kesehatan masyarakat, ketika mereka melihat kerumunan massa ini," ujar Dr. Anthony Fauci seperti dilansir WTOP.

"Hal ini adalah situasi sempurna untuk penyebaran virus dalam artian bisa menciptakan blip (peningkatan sementara) yang bisa berubah menjadi lonjakan," ujarnya.

Beralih ke benua lain, kasus corona tertinggi kedua di dunia masih ada di Brasil dengan total 645 ribu kasus. Brasil disusul Rusia dengan 458 ribu kasus.

India turut berada di 5 besar kasus tertinggi dengan 246 ribu kasus.

Kasus di negara-negara maju seperti Jerman dan Prancis terlihat sudah melandai dibandingkan puncaknya pada Maret lalu. Italia sudah keluar dari 5 besar daftar negara dengan kasus tertinggi.

Secara global, totalnya ada 398 ribu pasien meninggat terkait Virus Corona dan 3 juta pasien sembuh. Jumlah pasien meninggal dan sembuh tertinggi berada di AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya