Gedung Putih Sebut Ekonomi AS Dalam Tahap Pemulihan dari Efek Pandemi Corona

Gedung Putih sebut ekonomi AS kini dalam tahap pemulihan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Jun 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2020, 17:30 WIB
AS Setop Perjalanan dari Eropa
Foto 11 Maret 2020, Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Presiden AS Donald Trump pada Rabu (11/3) mengatakan negaranya akan menangguhkan semua perjalanan dari negara-negara Eropa, kecuali Inggris, selama 30 hari dalam upaya memerangi virus corona Covid-19. (Xinhua/Liu Jie)

Liputan6.com, Washington D.C- Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan ekonomi AS "sekarang dalam tahap pemulihan," dari efek melemahkan pandemi Virus Corona COVID-19 yang menutup ribuan bisnis. Sebelumnya dikatakan angka pengangguran akan tetap tinggi selama berbulan-bulan.

"Saya pikir kita sedang dalam perjalanan kembali. 2021 akan menjadi tahun yang kuat," kata Larry Kudlow kepada CNN, Minggu 14 Juni.

Pemerintah federal AS telah membayar tambahan kompensasi pengangguran sebesar $600 per pekan (Rp 8 juta) kepada lebih dari 40 juta pekerja yang menganggur selain tunjangan pengangguran negara yang kemungkinan akan berakhir sesuai jadwal pada akhir Juli.

Larry Kudlow mengatakan, "Kami membayar orang untuk tidak bekerja." Dalam beberapa kasus "Ini lebih baik daripada gaji mereka." Ia juga menjelaskan, peningkatan semacam itu bagi para pekerja yang menganggur mungkin masuk akal pada tahap awal penutupan bisnis di AS yang disebabkan oleh Virus Corona, tetapi tidak ketika ekonomi pulih.

Pemerintahan Donald Trump membayangkan "semacam bonus untuk kembali bekerja" bagi mereka yang telah diberhentikan, meskipun tidak sebanyak kompensasi pengangguran mingguan federal yang telah dibayarkan selama dua setengah bulan, menurut Larry Kudlow. 

Beberapa anggota parlemen telah menyarankan satu kali gaji sebesar $1.200 (Rp 17 juta) yang mungkin dibayarkan kepada pekerja. "Kami ingin orang-orang kembali bekerja," jelas Larry Kudlow, lalu menyampaikan, "Saya pikir orang-orang ingin kembali bekerja. Kami tidak ingin mengganggu itu," demikian seperti dikutip dari VOA News, Senin (15/6/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

Tunjangan Kompensasi Pengangguran

Aksi Jet Tempur AS Beri Penghormatan untuk Petugas Medis
Skuadron jet tempur Blue Angels dari Angkatan Laut dan Thunderbirds dari Angkatan Udara Amerika Serikat bermanuver di langit Kota New York, Selasa (28/4/2020). Aksi tersebut sebagai bentuk penghormatan untuk petugas medis yang tengah berjuang melawan virus corona COVID-19. (AP Photo/Kathy Willens)

Tunjangan kompensasi pengangguran negara bagian tidak akan berakhir, namun, biasanya hanya berjumlah kurang dari setengah dari apa yang dibayar dan sangat bervariasi di antara 50 negara bagian AS, kata Larry Kudlow.

Larry Kudlow menyatakan bahwa berlanjutnya jumlah infeksi Virus Corona dan kematian di AS "merupakan kekhawatiran" dalam menghambat pemulihan ekonomi, terlepas dari penilaiannya yang optimis terhadap ekonomi negeri Paman Sam tersebut.

AS memiliki jumlah terbesar dari semua negara di dunia dalam jumlah infeksi, yang mencapai lebih dari 2 juta, dan jumlah kematian, lebih dari 115.000. Larry Kudlow mengatakan,"Orang-orang harus mematuhi pedoman keselamatan (Virus Corona) "dengan menjaga jarak sosial setidaknya dua meter dari orang lain dan mengenakan masker wajah "di tempat-tempat utama."

Pada bulan Mei 2020, tingkat pengangguran resmi AS adalah 13,3%, meskipun para pejabat mengatakan bahwa terjadi kesalahan dan angka itu seharusnya mencapai 16,4%.

Hingga pada Rabu (10/6), Federal Reserve, yaitu bank sentral AS, memperkirakan bahwa pengangguran di negara tersebut akan turun menjadi 9,3% pada akhir tahun ini dan menjadi 6,5% pada akhir tahun 2021. Namun Ketua The Fed Jerome Powell mengakui kesulitan kerja yang berkelanjutan bagi jutaan orang Amerika.

Dalam konferensi pers, Jerome Powell menyampaikan "Pengangguran tetap tinggi secara historis." Juga menjelaskan, "Kemerosotan tidak jatuh sama pada semua orang Amerika. Peningkatan pengangguran telah sangat parah bagi pekerja berupah rendah, perempuan, warga keturunan Afrika-Amerika dan Hispanik."

Pada akhir pertemuan, The Fed mengatakan, "Krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan sangat membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi dalam waktu dekat, dan menimbulkan risiko besar bagi prospek ekonomi dalam jangka menengah."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya