DK PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penjaga Perdamaian Dunia Wanita

DK PBB telah mengesahkan resolusi dari Indonesia perihal penjaga perdamaian dunia wanita.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 29 Agu 2020, 17:43 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2020, 17:00 WIB
Menlu Retno saat memimpin sidang DK PBB kedua secara virtual pada Rabu, 12 Agustus 2020.
Menlu Retno saat memimpin sidang DK PBB kedua secara virtual pada Rabu, 12 Agustus 2020. (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Keamanan PBB berhasil mengesahkan secara konsensus Resolusi 2538 (2020) mengenai personel perempuan dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB. Resolusi ini merupakan kontribusi nyata Indonesia dalam diplomasi perdamaian, tentunya selama di bawah presidensi Indonesia. 

"Resolusi 2538 (2020) ini merupakan resolusi pertama dalam sejarah diplomasi Indonesia di DK PBB. Hal ini sekaligus merupakan wujud sumbangsih Indonesia dalam meningkatkan peran perempuan sebagai agen perdamaian, khususnya dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB," demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Hal tersebut di atas merupakan suatu terobosan penting, karena untuk pertama kalinya Dewan Keamanan PBB meloloskan resolusi yang secara khusus mengangkat peran personel perempuan penjaga perdamaian dunia.

Resolusi ini juga tergolong langka karena disponsori bersama oleh seluruh anggota DK PBB. Resolusi yang digagas Indonesia ini disponsori oleh 97 negara PBB, termasuk seluruh anggota DK PBB.

Dukungan yang luar biasa dari negara-negara PBB tidak lepas dari konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan diplomasi perdamaian dan pemberdayaan peran perempuan dalam perdamaian sejak awal keanggotaannya di DK PBB tahun 2019.

Hal ini sekaligus merupakan bukti peran aktif Indonesia sebagai "bridge builder", yang tidak hanya berhasil jembatani perbedaan posisi, tetapi juga mempersatukan anggota DK PBB.

Beberapa elemen utama yang termuat dalam Resolusi antara lain, perlunya peningkatan jumlah personel perempuan dalam misi PBB, kerja sama pelatihan dan pengembangan kapasitas, pembentukan jejaring dan database personel perempuan, peningkatan keselamatan dan keamanan, penyediaan sarana dan fasilitas khusus bagi personel perempuan, serta kerja sama PBB dengan organisasi kawasan.

"Dukungan atas inisiatif Indonesia ini tidak terlepas dari diplomasi, kredibilitas dan rekam jejak Indonesia dalam misi perdamaian PBB, termasuk kiprah personel perempuan Indonesia di berbagai misi PBB," demikian ditegaskan oleh Menlu RI.

Simak video pilihan berikut:

Bukti Nyata Peran Wanita

Menlu Retno saat memimpin sidang DK PBB kedua secara virtual pada Rabu, 12 Agustus 2020.
Menlu Retno saat memimpin sidang DK PBB kedua secara virtual pada Rabu, 12 Agustus 2020. (Dok: Kemlu RI)

Pasukan perdamaian perempuan Indonesia selama ini diakui perannya dalam mendekatkan diri dengan masyarakat setempat di wilayah konflik, khususnya dalam perlindungan perempuan dan anak.

Saat ini, personel perempuan penjaga perdamaian PBB berjumlah 5.327 atau 6.4% dari total 82.245 personel.

Indonesia adalah salah satu kontributor personel perempuan terbesar dengan 158 personel yang bertugas di tujuh misi PBB yaitu Lebanon, Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, Darfur, Mali, dan Sahara Barat. Sejak tahun 1999, Indonesia telah mengirim lebih dari 570 personel perempuan ke berbagai misi pemeliharaan perdamaian PBB.

Pertemuan DK PBB di bawah kepemimpinan Indonesia pada tanggal 28 Agustus tersebut juga mengesahkan resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai perpanjangan mandat pasukan perdamaian di Lebanon (UNIFIL) dan resolusi mengenai misi PBB di Somalia (UNSOM).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya