Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan kepala eksekutif UE, Ursula von der Leyen, sepakat dalam panggilan telepon pada Sabtu 3 Oktober untuk meningkatkan pembicaraan Brexit guna menutup "celah signifikan" yang menghalangi kemitraan perdagangan baru.
Melansir laman Channel News Asia, Minggu (4/10/2020), kedua belah pihak mengatakan bahwa putaran pembicaraan minggu ini yang bertujuan untuk mendapatkan perjanjian perdagangan baru pasca-Brexit dari 2021 membuat beberapa kemajuan tetapi bukan merupakan suatu terobosan.
Advertisement
Baca Juga
UE mengatakan kesepakatan harus difinalisasi pada akhir bulan guna memberikan cukup waktu untuk proses ratifikasi pada akhir tahun ini.
Johnson dan von der Leyen membahas langkah-langkah selanjutnya dalam panggilan mereka pada hari Sabtu.
"Mereka sepakat tentang pentingnya menemukan kesepakatan, jika memungkinkan, sebagai dasar yang kuat untuk hubungan strategis UE-Inggris di masa depan," kata mereka dalam pernyataan bersama.
"Kemajuan telah dicapai dalam beberapa pekan terakhir tetapi ... kesenjangan yang signifikan tetap ada, terutama tetapi tidak hanya di bidang perikanan, tingkat lapangan, dan tata kelola," tambahnya.
Simak video pilihan berikut:
Perlu Kerja Intensif
Kedua pemimpin menginstruksikan negosiator Brexit mereka, Michel Barnier dan David Frost, "untuk bekerja secara intensif untuk mencoba menjembatani celah tersebut".
Lebih banyak pembicaraan perdagangan akan dilakukan di London pada minggu depan dan di Brussel di minggu berikutnya sebelum 27 pemimpin Uni Eropa nasional bertemu pada 15-16 Oktober untuk menilai kemajuan yang terjadi.
Diperkirakan, perdagangan tahunan senilai triliun euro akan dipertaruhkan jika mereka gagal mendapatkan kesepakatan.
UE mengatakan tidak akan menerapkan kesepakatan baru jika London merusak perjanjian perceraian Brexit sebelumnya dengan rancangan RUU Pasar Internal.
Advertisement