Bisa Kendalikan COVID-19, Taiwan Minta WHO Terima Keanggotaannya

Taiwan menanggapi ancaman pandemi Corona COVID-19 dengan melakukan upaya tindakan yang cepat sejak awal, dan beroperasi melalui sistem komando profesional.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Okt 2020, 11:14 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2020, 11:14 WIB
Masyarakat Taiwan menggunakan masker ketika menggunakan transportasi umum MRT sebagai upaya pencegahan Virus Corona.
Masyarakat Taiwan menggunakan masker ketika menggunakan transportasi umum MRT sebagai upaya pencegahan Virus Corona. (Source: AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak pandemi Corona COVID-19, jumlah kumulatif kasus yang dikonfirmasi telah mendekati 40 juta, di mana lebih dari 1 juta jiwa telah meninggal dunia.

Hal ini berdampak besar pada politik, ekonomi, perdagangan, keuangan, dan lapangan kerja secara global. Taiwan menanggapi ancaman pandemi ini dengan melakukan upaya tindakan yang cepat sejak awal, dan beroperasi melalui sistem komando profesional.

Selain itu, juga melakukan langkah-langkah pengendalian perbatasan yang ketat, produksi dan distribusi pasokan bahan pencegahan pandemi yang tepat, karantina rumah serta kontrol perawatan, penggunaan yang tepat dari sistem informasi ilmiah dan teknologi informasi yang transparan dan terbuka, langkah pengendalian yang baik ini berhasil menekan dampak pandemi.

Menurut keterangan pers yang diterima oleh Liputan6.com dari Taipei Economy Trade Office (TETO), hingga 7 Oktober 2020, sebanyak 523 kasus terkonfirmasi dan tujuh orang meninggal dunia. Sebagian besar warga tetap bisa menjalankan kehidupan normal.

"Dari Corona COVID-19 ini, pandemi menular tidak mengenal batas negara. Virus tidak akan menjadi berbeda karena perbedaan politik, ras, agama, dan budaya," ujar Chen Shih-chung, Menteri Kesehatan Taiwan.

"Setiap negara harus berjuang melawan ancaman penyakit yang muncul tanpa membedakan antara satu sama lain. Taiwan melalui COVID-19 Professional Forum, Global Cooperation and Training Framework (GCTF), APEC Health and Economic High-level Conference dan konferensi online bilateral lainnya untuk berbagi tindakan pencegahan "Model Taiwan" dengan para pejabat kesehatan dan pencegahan wabah, pakar dan akademisi dari berbagai negara," katanya.

"Taiwan juga menyediakan peralatan medis dan pasokan anti pandemi ke negara lain yang sangat membutuhkan. Sampai Juni 2020, Taiwan telah menyumbangkan 51 juta masker bedah, 1.16 juta masker N95, 600.000 baju isolasi, 35.000 thermogun, dan peralatan medis lainnya ke lebih dari 80 negara."

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

Taiwan tidak dapat dikecualikan

Mengintip Para Tahanan di Taiwan Membuat Masker
Para tahanan menggunakan mesin jahit saat membuat masker di Penjara Taipei di Kota Taoyuan, Taiwan utara (10/3/2020). Lebih dari 4.000 orang telah meninggal dan lebih dari 110.000 telah terinfeksi virus corona di seluruh dunia. (AFP/Sam Yeh)

Chen Shih-chung juga menyatakan bahwa melalui ujian bencana pandemi ini, telah dipastikan bahwa Taiwan tidak dapat dikecualikan dari jaringan kesehatan global, dan WHO tidak dapat mengecualikan Taiwan.

"Kami menyerukan kepada WHO dan pihak-pihak terkait untuk memperhatikan kontribusi jangka panjang Taiwan terhadap kesehatan global dan pencegahan pandemi serta hak asasi kesehatan," jelasnya.

"Dengan tegas mendukung masuknya Taiwan ke dalam WHO, mengizinkan Taiwan untuk berpartisipasi penuh dalam pertemuan, mekanisme dan kegiatan WHO, dan bekerja sama dengan negara-negara di seluruh dunia untuk menerapkan Piagam WHO".

"Kesehatan adalah hak asasi manusia dan tujuan pembangunan jangka panjang Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu Jangan meninggalkan siapapun."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya