Liputan6.com, Pemba - Kelompok militan yang disebutkan sebagai antek ISIS menyerang warga-warga Desa Muatide dan Nanjaba di Mozambik. Lebih dari 50 orang dilaporkan tewas dipenggal.
Korban dieksekusi di lapangan bola di sebuah desa. Tak hanya dipenggal, korban juga dimutilasi.
Advertisement
Baca Juga
Dilaporkan BBC, Selasa (10/11/2020), pemenggalan ini merupakan rangkaian serangan militan terkait ISIS di Provinsi Cabo Delgado sejak 2017. Wilayah itu kaya akan gas.
Total korban sudah melebihi 2.000 orang dan 430 ribu orang kehilangan tempat tinggal mereka di provinsi yang mayoritas Muslim itu.
Militan tersebut terkait dengan kelompok ISIS, menjadikannya sebagai pijakan ISIS di selatan Afrika.
Kelompok tersebut juga disebut mengeksploitasi kemiskinan dan pengangguran untuk merekrut anak-anak muda untuk menegakan pemerintahan Islam di area itu.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Serangan Malam
Para militan dilaporkan bertakbir ketika menyerang. Mereka membakar rumah-rumah ketika menyerang desa Nanjaba pada Jumat malam 7 November 2020 waktu setempat.
Mozambique News Agency berkata dua orang dipenggal di desa itu. Beberapa perempuan diculik.
Secara terpisah, militan itu turut menyerang Desa Muatide dengan brutal. Di desa itulah lebih dari 50 orang dipenggal.
BBC melaporkan rakyat Mozambik kaget dengan serangan itu dan meminta adanya resolusi damai.
Advertisement
Minta Bantuan Internasional
Pemerintah Mozambik meminta bantuan internasional untuk melawan militan tersebut. Pasukan Mozambik disebut butuh pelatihan khusus.
Ini bukan pertama kalinya ada kasus tragis di Cabo Delgalo. Pada April 2020, ada 50 orang yang dipenggal dan ditembak kepalanya di desa.
Awal bulan ini, ada sembilan orang yang kepalanya dipenggal.
Masalahnya adalah, kelompok HAM menyebut pasukan HAM di Mozambik juga melakukan pelanggaran HAM, seperti penangkapan tanpa sebab, penyiksaan, dan pembunuhan, dalam usaha meredam militan.