Liputan6.com, Hong Kong - Pemerintah Hong Kong menerapkan lockdown untuk menyetop penyebaran COVID-19 di area Ya Tsim Mong, distrik ke-2 terpadat di sana. Sebanyak 200 gedung dan 10 ribu penghuninya terdampak kebijakan tersebut.
Menurut laporan South China Morning Post, Sabtu (23/1/2021), lockdown dimulai pada pukul 04.00 pagi. Mereka yang ingin berangkat kerja tidak bisa keluar, tetapi mereka yang ingin pulang masih boleh masuk.
Advertisement
Baca Juga
Area yang terkena lockdown memiliki luas 500 ribu kaki persegi (4.645 m2). Batasnya adalah Kansu Street di utara, Nanking Street di selatan, Woosung Street di timur, dan Battery Street di barat.
Pemerintah juga meminta agar semua warga di area itu dites pada Sabtu ini. Tujuannya agar warga bisa bekerja pada Senin depan.
3.000 staf pemerintah dikerahkan untuk membantu tes COVID-19. Sebanyak 1.700 merupakan polisi.
"Kami telah menyiapakan sumber daya yang cukup untuk melakukan tes secepat mungkin," ujar Menteri Dalam Negeri Hong Kong Caspar Tsui Ying-wai.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Klaster 162 Kasus
Pemerintah berkata lockdown itu adalah akibat 162 kasus yang ditemukan di area tersebut antara 1 Januari dan 20 Januari. Penyebaran terjadi di 56 blok perumahan di area Jordan.
Warga diminta agar tidak mengirim barang dari luar.
Pemerintah menyebut kebijakan ini hanya sebentar saja. Namun, pemerintah tidak akan memberi kompensasi kepada bisnis-bisnis yang terdampak.
"Meski ada ketidaknyamanan jangka pendek, kami berharap lockdown akan memutus rantai transmisi dan membangkitkan bisnis dan mata pencaharian di pemukiman yang terdampak pandemi," ujar pemerintah.
Advertisement