Liputan6.com, Mexico City - Meksiko telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Virus Corona COVID-19 buatan Rusia, Sputnik V.
Langkah itu merupakan dorongan bagi upaya negara Amerika Latin tersebut untuk memastikan program vaksinasi tetap pada jalurnya dalam menghadapi terbatasnya pasokan dari produsen lain.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir AFP, Rabu (4/2/2021) Wakil Menteri Kesehatan Meksiko, Hugo Lopez-Gatell mengatakan dalam konferensi pers bahwa "badan pengawas obat-obatan Cofepris "baru saja memberikan otorisasi untuk penggunaan darurat vaksin Sputnik V".
Vaksin COVID-19 Sputik V, yang dinamai seperti satelit era Soviet, sempat menghadapi kritik pada 2020 lalu ketika Rusia menyetujuinya sebelum uji klinis skala besar.
Menurut jurnal medis The Lancet, analisis data dari 20.000 peserta uji coba Tahap 3 menunjukkan bahwa vaksinasi dua dosis menawarkan lebih dari 90 persen kemanjuran melawan gejala COVID-19.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pekan lalu setelah berbicara dengan Presiden Vladimir Putin melalui telepon bahwa Rusia telah setuju untuk memberikan 24 juta dosis vaksin COVID-19 Sputnik V.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Meksiko Hadapi 1,8 Juta Lebih Kasus COVID-19
Meksiko telah memiliki lebih dari 1,8 juta kasus dan hampir 160.000 kematian akibat Virus Corona COVID-19- jumlah kematian tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil.
Negara itu juga memulai vaksinasi massal pada 24 Desember 2020 lalu, tetapi sejauh ini hanya menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan obat-obatan AS, Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech.
Selain itu, Meksiko juga telah mengesahkan suntikan vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, dan memiliki kesepakatan untuk memproduksi vaksin tersebut bekerja sama dengan Argentina.
Vaksin Sputnik V sejauh ini telah terdaftar di lebih dari belasan negara lain termasuk bekas republik Soviet serta sekutunya seperti Venezuela dan Iran, serta Korea Selatan, Argentina, Aljazair, Tunisia, dan Pakistan.
Advertisement