Liputan6.com, Marib - Otoritas di Yaman menggagalkan rencana pembunuhan pejabat militer yang akan dilakukan delapan wanita dari kelompok Houthi. Mereka semua bersembunyi di kota Marib.
Dilaporkan Arab News, Rabu (2/3/2021), delapan wanita itu berencana menyerang target lokal dan bersembunyi di rumah-rumah yang berbeda. Aparat telah melacak kelompok wanita itu selama lebih dari sebulan.
Advertisement
Baca Juga
Menurut seorang petugas keamanan yang identitasnya tak ingin diungkap, para wanita itu punya perangkat GPS dan daftar target di ponsel mereka.
Ini pertama kalinya pemerintah Yaman menyalahkan kelompok polisi wanita Houthi bernama Zainabeat yang merencanakan serangan.
Pejabat Houthi membantah mengirim delapan wanita itu untuk membunuh pejabat pemerintah. Houthi justru menuduh bahwa pemerintah Yaman menawan para wanita itu.
Selama lima tahun terakhir, penegak hukum di Yaman telah menguak sel-sel tidur Houthi yang membantu memandu rudal balistik dan drone dengan peladak yang menyasar target militer, keamanan, dan sipil di Marib.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Houthi Menyita Rumah
Pada Selasa kemarin (2/2), media pemerintah Yaman berkata pasukan Houthi di provinsi Amran menyita sejumlah rumah dan properti miliki para jenderal yang mendukung pemerintah Yaman dan operasi militer yang didukung Arab Saudi.
Pasukan Houthi itu dipimpin oleh Mohammed Ali Al-Metawkel, deputi gubernur Amran. Rumah yang diserang adalah milik Mayjen Hameed Al-Qushaibi yang terbunuh saat bertarung melawan Houthi pada 2014.
Pasukan Houthi menyegel rumah itu dan menulis "disita negara" di tembok-temboknya.
Arab News menyebut pengadilan yang dikendalikan Houthi telah menghukum mati dan menyita properti dari ratusan politisi, pejabat militer dan keamanan, aktivis, dan jurnalis yang berseberangan dengan mereka.
Advertisement
Peristiwa Ledakan
Masih pada Selasa, ada serangan ledakan di kota bersejarah Shibam di tenggara provinsi Hadramout.
Kepala keamanan distrik Shibam, Kolonel Ahmed Nasher, hampir tewas akibat serangan yang terjadi saat ia sedang berkendara antara Seiyun dan Shibam.
Belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Pada Mei 2020, mantan kepala keamanan Shibam, Salem bin Ali Jaber dan empat pengawalnya terbunuh pada serangan yang sama di dekat Shibam.