Liputan6.com, Roma - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan para Menteri luar negeri negara anggota G20, yang kali ini diselenggarakan di bawah kepemimpinan Italia.Â
Menlu Retno mengatakan, bahwa pertemuan ini merupakan pertemuan fisik pertama para Menteri Luar Negeri G20, yang tentunya dilaksanakan dengan protokol Kesehatan yang ketat.
"Hari ini juga akan diselenggarakan pertemuan para Menteri Pembangunan G20, serta Joint Session para Menlu dan Menteri Pembangunan," kata Menlu Retno, dalam press briefing yang dilangsungkan secara virtual pada Selasa (29/6/2021).
Advertisement
"Pada Joint Session yang mengambil tema global food security ini, saya akan hadir bersama Menteri Bappenas," terang Menlu Retno.
Menlu Retno membeberkan, pertemuan para Menlu Presidensi Italia tersebut mengambil tema "People, Planet and Prosperity,".
Adapun dua isu besar yang dibahas, yaitu tentang Multilateralism and global governance, dan Afrika.
Suara Indonesia Soal Isu Multilateralisme Hingga COVID-19 di Afrika
Dalam sesi 1 mengenai multilateralisme dan global governance, Menlu Retno menyampaikan bahwa dunia telah menghadapi banyak tantangan, mulai dari COVID-19, pemulihan ekonomi, sampai ketahanan pangan.
Untuk menghadapi hal tersebut, Menlu Retno menyatakan, tidak terdapat pilihan kecuali membuat multilateralisme dan global governance bekerja dengan baik.
"Namun disayangkan, masih banyak negara yang justru membangun tembok-tembok pemisa, di saat justru dunia memerlukan jembatan-jembatan untuk mengatasi perbedaan," ujar Menlu Retno.
"Saya dorong seluruh negara G20 untuk mengatasi perbedaan, bangun kesatuan. Build bridges, not wall," tuturnya.
Sementara untuk pertemuan sesi kedua mengenai Afrika, Menlu Retno akan menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 telah menciptakan tiga dampak terhadap Afrika, yaitu kesehatan, tantangan sosial dan ekonomi, juga semakin lebarnya kesenjangan antara Afrika dan dunia.
"Dikhawatirkan bahwa hal ini akan menciptakan dampak jangka panjang seperti meningkatnya secara tidak langsung angka kematian, penurunan ekonomi, dan peningkatan hutang," sebut Menlu Retno.
Advertisement