Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RIÂ mengatakan ada tambahan WNI terkonfimasi positif COVID-19Â di Kuwait.
Kemlu RI juga melaporkan ada WNI yang sembuh dari COVID-19 di Bosnia dan Herzegovina.
Sementara itu, tidak ada kematian baru akibat COVID-19 pada WNI di luar negeri.
Advertisement
"Tambahan WNI terkonfirmasi COVID-19 di Kuwait, dan sembuh di Bosnia & Herzegovina," tulis laman @Kemlu_RI di Twitter pada Jumat (2/7/2021).
Berikut Perkembangan #COVID19 di Dunia & Pelindungan WNI per 02/07 pkl 08.00 WIB.Tambahan WNI terkonfirmasi COVID di 🇰🇼, dan sembuh di 🇧🇦. Total WNI terkonfirmasi di luar negeri adalah 5150: 4297 sembuh, 213 meninggal & 640 dalam perawatan.#NegaraMelindungi#IniDiplomasi pic.twitter.com/xKHkm0iviY
— MoFA Indonesia (@Kemlu_RI) July 2, 2021
Dalam data pada Jumat (2/7/2021) per pukul 08.00 WIB itu, jumlah WNI yang terkonfirmasi positif COVID-19 di luar negeri sebanyak 5.150, 4.297 dinyatakan sembuh, 213 telah meninggal dunia dan 640 orang dalam perawatan.
280 WNI di Kuwait positif COVID-19, 255 telah pulih, 15 orang masih dirawat, dan 10 lainnya meninggal dunia.
Kemudian di Bosnia dan Herzegovina, 8 WNI positif COVID-19 dan semuanya sudah pulih.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Korea Selatan Laporkan Penambahan Kasus COVID-19 Tertinggi Sejak 7 Januari
Dikutip dari laman Channel News Asia, kasus harian Virus CoronaCOVID-19 di Korea Selatan mencapai 800 pada Kamis 1 Juli, tertinggi sejak 7 Januari karena infeksi di klaster baru dan penyebaran varian Delta.
Pemerintah negara itu telah melonggarkan langkah-langkah social distancinf mulai bulan ini, karena kasus harian COVID-19 telah mencapai sekitar 500 selama beberapa bulan terakhir dan upaya vaksinasi juga telah dipercepat.
Tetapi hanya beberapa hari sebelum pembatasan yang dilonggarkan mulai berlaku, infeksi COVID-19 melonjak hingga hampir 600 kasus dan kemudian hampir 800 pekan ini, terutama karena wabah baru di Ibu Kota Seoul dan daerah sekitarnya.
Kelonjakan kasus infeksi itu pun mendorong otoritas di Korea Selatan untuk menunda pelonggaran selama sepekan.
"Lebih dari 80 persen kasus baru datang dari wilayah metropolitan Seoul selama tiga hari berturut-turut di belakang klaster infeksi dari restoran dan lembaga pendidikan swasta," kata Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan, Jeon Hae-cheol kepada intra-agensi COVID-19 di negara itu.
"Kami sangat khawatir virus akan menyebar lebih jauh karena ada tanda-tanda jelas peningkatan aktivitas di luar di antara warga, dan peningkatan jumlah kasus varian Delta yang sangat menular," jelasnya.
Kemlu RI mencatat ada 324 WNI yang positif COVID-19 di Korea Selatan, 322 orang telah sembuh, sementara 2 pasien lainnya masih dalam perawatan.
Advertisement