Liputan6.com, Istanbul - Direktur komunikasi presiden Turki, Fahrettin Altun, menunding YouTube bersikap munafik karena melakukan penyensoran untuk pidatonya. YouTube dinilai melakukan "standar ganda dan kemunafikan."
Menurut laporan Anadolu, Jumat (2/7/2021), pidato yang disensor terkait diplomat-diplomat Turki yang ditewaskan organisasi teroris dari Armenia pada 1973 dan 1984. Ia menyampaikan pidato itu pada 24 April 2021.
Advertisement
Baca Juga
"Saya menyesal untuk mengatakan bahwa pidato yang saya sampaikan di Martyr Diplomats Exhibition telah disensor oleh YouTube. Ini karena pidatonya diduga mengandung ujaran kebencian," ujar Fahrettin Altun.
Altun lantas menuding YouTube melakukan pembiaran terhadap ujaran kebencian terhadap Islam, tapi giliran pidato tentang diplomat Turki dibunuh malah disensor.
Â
Turki dan Armenia
Altun juga menegaskan bahwa terorisme bisa muncul di semua kalangan, dan tidak kalangan tertentu saja.
"Suka atau tidak, kita akan terus mengatakan dalam tiap kesempatan bahwa terorisme tak punya bahasa, agama, atau ras," kata Altun.
Sebagai informasi, Turki dan Armenia sudah lama bertikai akibat masalah historis. Armenia menuding Turki (Kesultanan Utsmaniyah) melakukan genosida pada Perang Dunia I.
Hal itu selalu dibantah oleh Turki dan masih menjadi isu sensitif bagi negara tersebut. Meski begitu, belakangan ini Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengakui adanya genosida.Â
Advertisement