Korea Utara Tolak Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Cemas Soal Efek Sampingnya

Korea Utara menolak pengiriman sumbangan vaksin COVID-19 AstraZeneca karena kekhawatiran akan efek samping.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Jul 2021, 08:04 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2021, 07:01 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Korea Utara menolak rencana pengiriman sumbangan vaksin COVID-19 AstraZeneca yang diselenggarakan di bawah skema distribusi vaksin global COVAX.

Penolakan itu dikeluarkan karena kekhawatiran akan efek samping dari vaksin tersebut, kata lembaga tink tank Korea Selatan, Institute for National Security Strategy (INSS), seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (11/7/2021).

COVAX sebelumnya menyatakan akan memberikan hampir 2 juta dosis vaksin AstraZeneca ke Korea Utara.

Gelombang pertama pengiriman vaksin diharapkan akan berlangsung pada akhir Mei 2021, tetapi ditunda di tengah konsultasi yang berlarut-larut, kata Korea Selatan bulan lalu.

Korea Utara belum melaporkan kasus COVID-19 sejauh ini, posisi yang dipertanyakan oleh pejabat Korea Selatan dan AS. Namun, negara itu telah memberlakukan tindakan anti-virus yang ketat, termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.

Menurut laporan Institute for National Security Strategy (INSS), yang berafiliasi dengan agen mata-mata Korea Selatan, Pyongyang kini sedang mencari opsi lain untuk vaksin.

Ketika ditanya tentang laporan tersebut, GAVI, salah satu organisasi yang ikut memimpin COVAX, merujuk pada pertanyaan spesifik tentang preferensi dan kebijakan Korea Utara kepada pemerintah di Pyongyang.

"Kami terus bekerja dengan otoritas DPRK, karena kami bekerja dengan semua negara yang kami layani, untuk membantu menanggapi pandemi COVID-19," kata juru bicara GAVI, menggunakan inisial nama pejabat Korea Utara.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Korea Utara Minati Vaksin COVID-19 Buatan Rusia

Kim Jong-un
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un menghadiri pertemuan politbiro Partai Buruh di Pyongyang, Selasa (25/8/2020). Kim Jong-un muncul usai dirinya dirumorkan dalam kondisi koma dan menyerahkan sebagian kekuasaannya ke sang adik, Kim Yo Jong. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Laporan INSS juga mengatakan bahwa Korea Utara tidak berminat pada vaksin COVID-19 buatan China karena kekhawatiran mungkin tidak begitu efektif, tetapi telah menunjukkan minat pada vaksin yang dibuat di Rusia.

Korea Utara pun mengharapkan vaksin COVID-19 buatan Rusia akan disumbangkan secara gratis.

"Ini condong ke arah vaksin Rusia, namun tidak ada pengaturan yang dibuat," sebut Lee Sang-keun, direktur penelitian strategis di semenanjung Korea di INSS, kepada Reuters, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Pada hari Rabu (7/7), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow telah menawarkan vaksin kepada Pyongyang pada beberapa kesempatan.

Lee menambahkan bahwa pihak berwenang Korea Utara khawatir tentang efek samping vaksin AstraZeneca setelah laporan yang meyebut terjadinya kasus pembekuan darah yang langka namun serius di antara beberapa penerima vaksin.

Sementara Korea Utara mengizinkan diplomatnya di luar negeri untuk menerima suntikan vaksin COVID-19 mulai akhir Maret 2021, negara itu tidak berupaya mengamankan vaksin untuk penggunaan internal, menurut INSS.

Infografis Sudah Vaksinasi COVID-19? Jangan Kendor 5M!

Infografis Sudah Vaksinasi Covid-19? Jangan Kendor 5M!
Infografis Sudah Vaksinasi COVID-19? Jangan Kendor 5M! (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya