Sedikitnya 18 Napi Tewas dalam Kerusuhan di Dua Penjara Ekuador

Kerusuhan antara dua penjara di Ekuador mengakibatkan sedikitnya 18 narapidana tewas.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 23 Jul 2021, 06:26 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2021, 06:26 WIB
Kerusuhan antara dua penjara di Ekuador mengakibatkan sedikitnya 18 narapidana tewas.
Kerusuhan antara dua penjara di Ekuador mengakibatkan sedikitnya 18 narapidana tewas. (Twitter/@PoliciaEcuador)

Liputan6.com, Jakarta - Sedikitnya 18 narapidana tewas dan beberapa petugas polisi terluka dalam kerusuhan di dua lembaga pemasyarakatan terbesar di Ekuador, kata otoritas penjara SNAI negara Andes itu Rabu malam, menandai gelombang besar kedua kekerasan penjara yang mematikan tahun ini.

Unit polisi khusus dikerahkan ke penjara di provinsi Guayas selatan, rumah bagi kota terbesar Guayaquil, dan provinsi Cotopaxi, selatan ibu kota Quito, untuk memadamkan kekerasan. Demikian seperti mengutip Al Jazeera, Jumat (23/7/2021). 

 

Pada hari Kamis, dinas kepolisian Ekuador menulis di Twitter bahwa 45 narapidana ditangkap ketika mereka berusaha melarikan diri dari penjara Cotopaxi, di mana SNAI mengatakan 10 narapidana tewas dan 35 terluka. Delapan tahanan tewas di penjara Guayas, menurut SNAI.

Pada bulan Februari, sedikitnya 79 narapidana tewas di tiga penjara – termasuk penjara di Guayas dan Cotopaxi – dalam bentrokan antara geng-geng yang bersaing.

Sedikitnya lima polisi terluka dalam kerusuhan Cotopaxi, lapor surat kabar El Comercio.

Policia Ekuador men-tweet gambar para tahanan yang dapat keluar dari penjara dan mencapai tempat kosong sebelum ditangkap oleh polisi dan personel militer.

Kekerasan di Penjara

Laki-laki di Inggris Patahkan Kaki Pacarnya Setelah Ketahuan Selingkuh Lewat Kartu Tarot
Ilustrasi penjara. (dok. Unsplash/Novi Thedora)

Pejabat Ekuador selama bertahun-tahun berusaha untuk mengurangi kekerasan di penjara negara yang penuh sesak, rumah bagi sekitar 38.000 narapidana.

Sistem penjara negara itu dinyatakan dalam keadaan darurat oleh Presiden Lenin Moreno pada tahun 2019 setelah gelombang insiden yang menewaskan 24 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya